Senin, 07 April 2008

Nikmat Membawa Kehancuran

Selingkuh……

Selingkuh memang indah, tapi dampaknya bisa fatal jika dilakukan, tapi jika tidak ketahuan bisa memberikan setengah harapan kehidupan.

Kurangnya bersyukur banyak orang-orang melakukan selingkuh dengan orang lain, ini dikarenakan kurangnya bersyukur apa yang telah didapatnya sehingga ingin mencari kepuasan yang lain.

Pengalaman pahit yang aku rasakan dalam hidupku adalah penghianatan dalam rumah tangga yang dinamakan selingkuh, Nilai kesetiaan dan pengorbanan selama ini tidak ada artinya apa-apa .Diwaktu aku berniat mencari nafkah untuk anak dan istri, dirumah istri bermain dengan lelaki lain.Memang tadinya hanya sekedar gosip belaka di kantor, tapi lambat laun gosip ini semakin kenceng. Dan anehnya aku sendiri tidak pernah peduli akan rumor dan gosip itu, aku anggap sebagai kerikil2 dalam rumah tangga, Sebenarnya kakak dari istriku udah memperingatkan aku, tapi aku tidak menggubrisnya sama sekali karena aku lebih percaya apa yg dikatakan istri dari pada orang lain….

Suatu saat aku benar-benar dibukakan mataku dan ini benar nyata bahwa istriku yang selama ini aku cintai ternyata berani melakukan hal2 diluar agama.Satu demi satu foto aku lihat adegan mesumnya dengan orang lain , dan orang itupun aku kenal yang aku anggap sebagai rekanan kerja dalam proyekku.Ternyata selama mengerjakan proyekku dirumah juga mengerjakan istriku, Dan yang sangat aku prihatin kenapa istriku bisa berbuat sebodoh itu.

Aku sekarang berputar 180 derajat yang tadinya mencintai menjadi membencinya.Demi Allah aku sebagai suaminya mengutuk perbuatannya, dan seharusnya mereka berdua harus dirajam karena telah melakukan hub suami istri.

Yang paling menyakitkan bagiku adalah istriku mengakui semua perbuatannya tanpa merasa bersalah dan berdosa dengan nada entengnya. Ya Allah apakah ini pertanda akan kiamat.

Aku sadari aku memang dari keluarga kurang mampu, kenapa aku berpikiran begini karena setelah aku telusuri latar belakan selingkuhannya itu adalah anak orang kaya ,mantan pejabat, mobilnya empat.

Memang keluarga istri semuanya serba gak ada tapi diada2kan, pola hidupnyapun sangat2 materialistis.Dan inipun banyak dari saudara yang mendapatkan istri dan suami dari keuarga tersebut banyak mengeluhkan, bahkan kasusnya hampir sama dengan aku.

Memang dalam pernikahan sebelumnya harus dilihat bobot dan bibitnya, karena jika tidak melihat atau mengetahui akan terjadi fatal seperti aku ini.

Sulit sekali aku untuk menghilangkan luka ini, karena kepercayaan yg aku bina selama 5 tahun dihianati .Dan yang sangat menyakitkan lagi ternyata selingkuh ini sudah berjalan 2 tahun. Gila benarrrr……

Dan sekarang kendala yang paling besar bagiku adalah mengenai percerain, karena istriku mempersulit akan percerian ini.Alasannya takut aku tidak bertanggung jawab lagi ke anak, alasan yg tidak masuk akal….

Sepertinya dia sengaja menghancurkan masa depanku secara perlahan…….

Selingkuh Dan Konseling

SELINGKUH DAN KONSELING
____________ _________ __

Di kanan bawah cover depan majalah wanita "Kartini"edisi minggu pertama tahun 2005 ada tulisan: "Hasil Penelitian Terkini: 40% Istri di Jakarta Selingkuh".Lalu, dengan huruf lebih kecil dan agak sebelah bawah
tertulis: "Karena Suami Kurang Perhatian".Apakah maksudnya ? Sensasi atau nyata ? Obyektif atau bias ? Penelitian ilmiah atau ecek-ecek ?

Apapun latar-belakang dari penelitian itu, awam mengerti tanpa perlu penjelasan panjang lebar bahwaperselingkuhan telah melembaga di Jakarta. Telah terjadi institusionalisasi perselingkuhan. Jadi, bukan
hanya pernikahan yang bisa dilembagakan, perselingkuhanpun bisa.

Anggaplah, misalnya, bahwa penelitian yang diekspos oleh "Kartini" agak dibesar besarkan. Anggaplah bahwaangka 40% itu terlalu besar, sehingga kita merasa cukup fair bila prosentase para istri di Jakarta yang
selingkuh itu didiscount seperempatnya sehingga menjadi 30% saja…Berarti, satu dari tiga istri yang memiliki suami di Jakarta telah pernah, sedang, atau akan menceburkan
diri dalam perselingkuhan dengan pria lain. Memiliki, pernah memiliki, atau berniat untuk akan memiliki Pria Idaman Lain (PIL).

Dan asumsikanlah juga bahwa jumlah para suami yang selingkuh berbanding lurus dua kali lipat disbanding para istri. Berarti: 2 X 30% = 60%… Artinya: perselingkuhan dengan Wanita Idaman Lain
(WIL) telah, sedang, atau akan diniatkan untuk dijalani oleh dua diantara tiga orang pria beristri di Jakarta… Fair enough?

Konseling Perselingkuhan
____________ _________ ___

Memberikan konseling kepada mereka yang mengalami masalah rumah tangga adalah hal konvensional bagi saya sebagai seorang pewacana tarot. Jalan keluarnya juga konvensional. Biasanya saya akan melihat sejauh mana
komitmen keagamaan dari istri atau suami yang meminta konseling itu. Dan perlu juga dilihat apa agamanya; dan, di dalam agama tertentu, apa aliran keagamaannya.
Pencaharian solusi akan diusahakan melalui pengertian-pengerti an keagamaan yang diyakini oleh klien. Apabila klien adalah Muslim tradisional, cara penyelesaiannya adalah doa dan puasa. Seorang Kejawen
akan memperoleh nasihat serupa sesuai kepercayaannya. Seorang Kristen akan memperoleh nasehat mengenai cara-cara pendekatan kepada yang Illahi sesuai dengan tradisinya… Di luar itu, akan diberikan solusi berupa
pentingnya komunikasi dengan pasangannya. Bagaimana cara menghadapi pasangan hidup. Bagaimana menghadapi kesulitan finansial. Bagaimana caranya agar klien bisa berubah sehingga makin mampu menghadapi
gunjang-ganjing bahtera rumah tangga. Tujuan utamanya cuma satu, yaitu agar perkawinan tetap langgeng.

Tetapi, walaupun konseling bagi permasalahan rumah tangga tetap dominan, akhir-akhir ini memang mulai terasa bahwa semakin banyak yang meminta konseling non konvensional. Masalahnya tetap tentang hubungan antar
pribadi, tetapi bukan dengan pasangan pernikahannya, tetapi dengan pasangan perselingkuhannya.Kita di Indonesia, dan terutama di Jakarta, sudah memasuki masa Paska Modern (Post Modern). Ini adalah
masa dimana nilai-nilai tradisional dari masa lalu mulai dipertanyakan, diragukan, dan… setelah terombang-ambing antara dua kutub, biasanya ditinggalkan. Trend atau kecenderungannya adalah ditinggalkannya
nilai-nilai masa lalu yang sudah tidak relevan atau sesuai lagi dengan jaman Paska Modern ini. Termasuk disini adalah nilai-nilai perkawinan yang di masa lalu dianggap sakral dan tak bisa tersentuh apapun.
Termasuk tidak bisa tersentuh oleh ilmu jiwa (psikologi) modern. Sehingga, walaupun praktek perkawinan tertentu adalah tidak sehat dari perspektif psikologi, praktek perkawinan yang tidak sehat itu
tetap saja dijalankan dengan alasan bahwa tradisi mengharuskan demikian. Tetapi hal itu semua sudah runtuh di alam kejiwaan kita, runtuh secara de facto dengan alasan telah datangnya era baru; walaupun
memang masih belum banyak yang menyadarinya saat ini.

Saya cenderung untuk melihat jatuhnya Rezim Suharto sebagai awal era Paska Modern di Indonesia. Awal runtuhnya banyak nilai-nilai usang. Nilai-nilai kehidupan politik, kehidupan keagamaan, kehidupan
sosial, dan kehidupan pribadi…

Mau tidak mau kita di Indonesia harus sudah mulai menentukan pilihan: mau melihat ke belakang, atau melihat ke masa depan. Melihat ke belakang berarti memegang teguh segala sesuatu yang diturunkan kepada
kita, melihat ke masa depan berarti mencari inspirasi dan pelajaran dari masyarakat-masyarak at yang telah lebih dahulu terbuka pikirannya daripada masyarakat kita. Dan itu adalah masyarakat di Eropa Barat dan
Amerika Utara… Tentu saja yang berpegang teguh kepada nilai tradisional akan protes keras apabila ditinggalkan. Karenanya, orang Indonesia yang memang selalu tepo seliro ini biasanya mengambil keduanya.
Dengan bibir diucapkanlah janji setia kepada nilai nilai masa lalu (lip service), dan dengan tindakan dijalankanlah segala pembaharuan nilai-nilai itu, termasuk di dalam institusi perkawinan.

Tidak ada yang salah sebenarnya untuk mulai menerapkan nilai-nilai Paska Modern di dalam kehidupan rumah tangga kita di Indonesia. Argumen bahwa kita adalah orang Indonesia yang paling suci murni kelakuannya dibandingkan dengan masyarakat liberal di Barat hanyalah laku sebagai materi bagi `Pedoman Pengamalan dan Penghayatan Pancasila' (P4) yang dalam perspektif Paska Modern layak untuk diberi label sebagai Program
Pembodohan Massal. Nilai-nilainya bagus, tetapi kita semua tahu bahwa itu adalah menaruh kaki di awang-awang dan kepala di bumi. Terbalik. Seharusnya: kaki di bumi, dan kepala ada di sebelah atas. Hukum
gravitasi harus diikuti selama manusia masih hidup. Rezim Suharto bisa melawan gravitasi hanya untuk waktu tertentu saja, setelah itu kembali normal. Dan saat ini, dimana kebebasan yang merupakan hak para individu
telah dikembalikan kepada yang berhak adalah masa normal. Hanya yang bernostalgia kepada zaman Suhartoyang akan menyesalkan terjadinya pergeseran nilai nilai.

Nilai-nilai apa ? Dalam konteks tulisan singkat ini: nilai-nilai perkawinan. Nilai-nilai perkawinan telah berubah. Dan sebagai seorang professional yang langsung menghadapi klien, mau tidak mau saya harus
mengikuti nilai-nilai yang telah berubah itu, dan memberikan konseling bagi penyelesaian terbaik. Tidak ada gunanya bagi saya sebagai seorang pewacana tarot (yang lebih sering diperlakukan sebagai seorang
"psikolog" oleh para klien saya) untuk mendesak mereka yang terlibat benang-benang kusut perselingkuhan untukkembali menjadi istri atau suami "baik-baik". Tidak ada gunanya segala argumen tentang rasa "malu". Tidak
ada gunanya penahan berupa rasa "takut ketahuan". Semuanya telah bergeser, dan perlu ada pola solusi baru bagi jernihnya peta jiwa manusia-manusia Paska
Modern ini.

Selingkuh dan Selingkuh
____________ _________ __

Ada dua macam selingkuh. Pertama adalah yang backstreet, persis seperti waktu kita masih puber dan ngumpet-ngumpet pacaran, walaupun dilarang oleh orang-tua kita. Dan kedua adalah yang jujur, dimana
pasangan suami-istri itu saling terbuka mengungkapkan apa sebenarnya yang dihadapi oleh mereka sebagai pasangan, dan mencari jalan keluarnya.

Kita harus jujur disini bahwa banyak pasangan suami-istri sudah tidak lagi mengalami perasaan erotis dengan pasangan pernikahannya setelah melewati waktu tertentu. Orang Amerika Serikat lebih action-oriented.
Mereka cerai setelah erotisisme itu hilang sehingga tingkat perceraian di AS mencapai 50% dari seluruh pernikahan. Dari dua pernikahan di AS, satu akan berakhir dengan perceraian. Di negara-negara Eropa
Barat kurang lebih demikian pula. Kita di Indonesia tidak begitu, karena masyarakat kita masih terkungkung oleh jalan pikiran konvensional bahwa pernikahan harus seumur hidup. Dan, walaupun romantisisme itu sudah
hilang, pernikahan tetap dipertahankan dengan alasan demi anak-anak, demi kehormatan keluarga, demi utuhnya asset keluarga, atau demi demi yang lain. Tetapi, hal alamiah berupa jenuhnya erotisisme fisik maupun
emosional dalam perkawinan tetap harus diatasi. Dan jalan keluarnya adalah perselingkuhan.

Suami selingkuh adalah hal yang "wajar" di masa lalu. "Asal gue gak liat aja," kata para istrinya. Di era Paska Modern (Post Modern) ini, istri yang selingkuh semakin banyak pula. Penelitian terkini yang diekspos
oleh "Kartini" adalah salah satu buktinya. Walaupun tidak diterima secara wajar oleh sebagian khalayak, para istri itu menganggap bahwa selingkuh adalah haknya juga. "Suami gue gak menarik, nggak kayak pacar
(gelap) gue," begitu alasan umum yang diberikan. Dan itu bukan selalu berarti bahwa "suami kurang perhatian" seperti disitir oleh majalah "Kartini".

Majalah wanita yang satu itu toh masih tetap harus menjaga harga diri sebagian pembacanya yang masih hidup di era lalu, jadi tetap harus menyitir nilai-nilai tradisional kalau tidak mau kehilangan
segmen pasarnya.Kalau saya, dan para praktisi Paska Modern lainnya, tentu saja akan memberikan alasan yang lebih masuk
akal dan realistis. "Memang dasarnya gatel…".Gatel ? Lha, iya, apa lagi ? Setelah lima tahun menikah, mana ada suami yang tetap bergairah dengan istrinya ? Dan setelah memasuki menopause, apa banyak
istri yang masih mau melayani suaminya ?

Disini kita menghadapi dilema tentang pencaharian solusi bagi hal-hal alamiah yang sebenarnya tidak perlu dibuat menjadi complicated oleh argumen-argumen mengenai moralitas. Moralitasnya sebenarnya cuma satu,
yaitu kesehatan jiwa. Bagaimana kita bisa tetap sehat secara kejiwaan walaupun tidak lagi menemukan kegairahan erotis dan kepuasan emosional dengan pasangan hidup. Bagaimana kita bisa tetap sehat secara
kejiwaan, dan menghilangkan segala stress biologis yang terhambat itu, tanpa perlu mengalami gejala-gejala gangguan kejiwaan seperti dikejar-kejar rasa bersalah. Seperti ada yang membuntuti. Seperti
ada yang terus-menerus "mengingatkan" akan dosa-dosa perselingkuhan yang dilakukan.

Banyak psikolog tidak berani memberikan alternative solusi di luar agama. Kenapa? Karena para psikolog Indonesia pun masih banyak yang hidup di era lalu,dicetak dalam masa Suharto yang lebih memilih
munafikisme daripada keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri dan orang lain.Dan itulah sebenarnya petunjuk yang harus kita ikuti di jaman Paska Modern ini: keterbukaan dan kejujuran
terhadap diri sendiri dan sesama. Termasuk disini terhadap pasangan hidup: terhadap istri, atau terhadap suami.

Apa susahnya untuk berterus terang saja dengan pasangan hidup dan mencari ijin untuk selingkuh ? Itu ada, tetapi jarang. Yang banyak terjadi di Jakarta adalah ijin selingkuh dari istri untuk suami tanpa ada
ucapan yang dikeluarkan. Istri tahu bahwa suaminya selingkuh, tapi diam saja selama rumah tangga tetap adem ayem. Aman tentram.

Suami sendiri biasanya tidak mau memberikan ijin selingkuh kepada istri. Dan memang lebih sedikit lagi istri yang meminta ijin selingkuh. Kalaupun terjadi, akhirnya akan berupa saling berselingkuh,
kedua-duanya, suami dan istri sekaligus… Walaupun begitu, malam tetap pulang ke rumah, dan tetap berumah-tangga, dan tetap secara social mempertahankan status di depan para kolega.

Hal-hal seperti itu hanya akan terbuka kepada teman-teman dekat yang paling bisa dipercaya… Dan kepada seorang pewacana tarot seperti saya yang tidak pernah menghakimi klien-klien saya dengan nilai-nilai
baheula yang saya sendiri juga sudah tidak pakai lagi.Tidak ada gunanya lagi kita "menakut-nakuti" manusia Paska Modern dengan ancaman "neraka" dan imbalan
berupa "surga". Sudah banyak yang tahu bahwa konsep-konsep itu cuma simbol-simbol belaka.Simbol-simbol yang artinya adalah pencaharian kedamaian batin dan kesehatan jiwa di dunia ini, saat
ini, dan bukan di alam antah berantah setelah kita mati nanti.

Tetapi itu juga bukan berarti tidak ada kode etik.Bukan berarti bahwa moralitas sudah luntur. Tidak, bahkan akan semakin kuat apabila kejujuran mulai dipraktekkan. Jujur, dan bukan jurus tipu. Bicara, dan
bukan diam saja. Itu yang akhirnya saya pegang sebagai rule of thumb untuk mereka yang konseling tentang perselingkuhan. Tidak ada cara lain lagi selain jujur melalui komunikasi yang terbuka. Kita semua sudah
dewasa kan? Untuk apa lagi berpura-pura?Dan apabila pernikahan tidak bisa diselamatkan, perceraian bukanlah akhir daripada segalanya. Apabiladimulai dengan baik-baik dan diakhiri dengan
baik-baik, Tuhan juga gak akan marah kok…

Tentang Penulis:
____________ ____
Leonardo Rimba adalah alumnus Universitas Indonesia dan the Pennsylvania State University, seorang professional tarot reader. Media massa yang pernah meliputnya antara lain: Koran Tempo, RCTI, AnTV, dan
TransTV. Leo sering muncul dalam acara bakti sosial, baik bagi kalangan lokal maupun ekspatriat di Jakarta, dan bisa dihubungi di HP: 0818-183-615. Email:. Bersama Audifax, Leo
menulis buku "Psikologi Tarot" yang akan diterbitkan oleh penerbit Jalasutra, Bandung. Wait for it!

Menyoal Dampak Selingkuh

A. MUKADIMAH

Islam adalah nizam (aturan) hidup yang paripurna, universal, dan integral. Tidak ada satu dimensi kehidupan pun yang tidak tersentuh oleh nilai-nilai kebenaran ilahiah yang ada dalam Islam. Islam sendiri merupakan solusi atas problematika kehidupan manusia, seperti demoralisasi yang saat ini menggelembung dalam kisi-kisi kehidupan masyarakat. Tidak ada solusi yang paling baik dan benar selain Islam untuk mengatasi dekadensi moral yang merambah setiap dimensi: mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, hingga kehidupan masyarakat; mulai dari dimensi politik sampai dimensi sosial-budaya; dan mulai dari dimensi ekonomi hingga dimensi militer. Seluruhnya hanya dapat diatasi dengan kembali berpegang teguh kepada nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan Islam. Al-Qur`an menjelaskan,


“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (al-Maa`idah: 50)

Dewasa ini dunia diguncang oleh gelombang demoralisasi yang dahsyat. Demoralisasi ini semakin hari semakin merambah dan merasuki jantung kehidupan serta—tidak ketinggalan—panggung sosial kita. Panggung ini telah diwarnai kisah klasik pemerkosaan, perzinaan, perselingkuhan, dan drama pergaulan bebas. Akhirnya, anak-anak tidak berdosa yang lahir tanpa ayah semakin banyak. Mereka banyak yang telantar karena ayah mereka mengikuti “pendatang baru” (wanita idaman lain) yang dikaguminya. Banyak problem yang berkaitan dengan dekadensi moral lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perceraian, perzinaan, dan perselingkuhan. Sepanjang tahun 1986 saja telah tercatat angka perceraian yang diakibatkan perzinaan, yaitu mencapai angka dua persen dari 140 ribu-an kasus perceraian di Indonesia (2.800 perceraian). Hal yang perlu diingat: jika dari 2.800-an orang yang melakukan perceraian ini, tiap lima orangnya membuahkan seorang anak, maka dalam setahun terdapat lebih dari 500-an anak lahir akibat perzinaan. Meskipun demikian, angka ini masih relatif kecil bila dibandingkan dengan yang terjadi di beberapa negara. Misalnya, di Prancis, jumlah anak-anak yang lahir tanpa kejelasan orang tua mereka mencapai 30%, Austria 50% dan di Belgia 60% (Saksi, No.7, tahun III, hlm.24, 19 Desember 2000).

Ditambah lagi, gelombang aborsi melanda pula kehidupan sosial kita saat ini. Hampir setiap tahun, bahkan bisa dikatakan setiap bulan, masalah aborsi selalu mencuat menghiasi halaman-halaman media cetak kita. Iblis aborsi yang dilakukan sebagian anak manusia ini sulit dipisahkan dengan yang namanya setan perselingkuhan dan pergaulan bebas. Hal itu disebabkan melalui dua muara inilah muncul saluran aborsi yang sangat deras, seolah-olah tidak mampu terbendung oleh kantong-kantong perasaan takut akan dosa. Aborsilah yang senantiasa menambah deretan angka dosa yang dilakukan anak Adam karena pihak keluarga tidak mau menanggung malu dan gunjingan orang lain. Terlebih lagi hal ini didukung oleh klinik-klinik yang telah melakukan praktik haram, seperti klinik Hermina yang berada di kawasan Tanah Tinggi, Jakata Pusat, beberapa tahun lalu. Begitu juga klinik lain atau rumah berkedok tempat pelayanan jasa atau pelayaanan sosial dan kesehatan, sebagaimana yang tejadi di daerah Kelapa Gading. Sebuah rumah telah berubah fungsi sebagai tempat melakukan praktik haram tersebut.

Meskipun demikian, di negeri kita angka tersebut masih relatif kecil dibanding negara-negara lain. Misalnya, di Amerika, angka aborsi mencapai 29%, Denmark 27%, Italia 25,7%, Swedia 24,9%, dan Jepang 27%. Namun, bisa dipastikan gerakan aborsi ini akan meningkat terus seiring bermunculannya multimedia yang mendukung lahirnya akar permasalahan aborsi, yaitu perselingkuhan dan pergaulan bebas.

Begitulah wajah dunia kita sekarang. Dunia yang gegap-gempita dengan ribuan jenis demoralisasi yang mewarnai setiap dimensi kehidupan.

B. SELINGKUH: HUKUM, SEBAB, DAN DAMPAKNYA

Selingkuh identik dengan affair. Selingkuh juga bisa diartikan hubungan intim atau penyelewengan yang dilakukan istri dengan PIL (pria idaman lain) atau suami dengan WIL (wanita idaman lain).

Perselingkuhan yang mencapai fase berhubungan intim adalah sama dengan perzinaan yang diharamkan dan dilarang, meskipun itu dilakukan dengan “suka sama suka”. Masalahnya, pada sebagian negara di dunia ini, termasuk negara kita, perselingkuhan masih belum dianggap problem yang membahayakan sebelum berdampak langsung kepada keluarga. Beda halnya dengan pemerkosaan. Semua orang menganggap bahwa yang disebut pemerkosaan adalah perbuatan bejat, hina, dan amoral yang membahayakan serta membuat obyeknya mengalami depresi yang berat. Lebih aneh jika ada suami-istri yang melegalkan perselingkuhan selama tidak menganggu keharmonisan dan keutuhan keluarga alias saling rela.

Perselingkuhan telah mewabah dalam kehidupan sosial kita. Perselingkuhan tidak pernah mengenal status sosial, tingkat pendidikan, taraf hidup, usia, kelamin, ataupun profesi. Oleh karena itu, hasil penelitian yang dilakukan “Frontier” menunjukkan bahwa 4 dari 5 eksekutif melakukan penyelewengan atau perselingkuhan. Berbeda dengan yang dikatakan Dokter Boyke Dian Nugraha. Ia mengakui bahwa tingkat perselingkuhan di kalangan orang bekerja lebih tinggi. Dokter ini menyitir dari sebuah survai yang dilakukan di Jakarta, diperoleh data bahwa 2 dari 5 wanita bekerja yang disurvai pernah terlibat perselingkuhan sampai tahapan berhubungan intim (zina/making love). Sementara itu, di kalangan pria bekerja didapatkan data bahwa 4 dari 5 pria yang disurvai pernah berselingkuh hingga tahapan zina (SWA 20/XVI/5-18 Oktober 2000, hlm. 24).

Majalah SWA menuliskan sebagai berikut.

“Adri (bukan nama sebenarnya), 45 tahun, manajer bank swasta nasional di Jalan Kebon Sirih, berputra tiga orang. Sudah lima tahun ini ia mengaku berbuat selingkuh tanpa sepengetahuan istrinya. Pasangannya adalah teman dekatnya atau wanita karir yang dikenalnya lewat pertemuan bisnis. Pria yang menghabiskan 2-3 juta rupiah per bulan untuk biaya selingkuh ini mengaku membutuhkan pasangan yang serasi dan sesuai, mulai dari obrolan, penampilan, dan kebutuhannya.

Lain lagi dengan Mira (bukan nama sebenarnya), 35 tahun, periset di lembaga riset pemasaran terkemuka, yang sedang dalam situasi kecanduan seks. Awalnya, diakui Mira, ia dan pria pasangan intimnya—kebetulan atasannya—sering bersama-sama bertugas ke luar kota. “Karena saking kulino dan merasa kesepian, maka kami melakukannya.” Akhirnya, Mira merasa seks bak candu yang membuatnya ketagihan hingga merasa perlu mempunyai dua pasangan tetap, seorang sudah berkeluarga dan seorang lagi masih bujangan.

Masih banyak Adri dan Mira lain yang kita temukan dalam lingkungan kerja atau bisnis di sekitar kita. Lebih-lebih bagi yang memiliki banyak uang dan memiliki kesempatan, yang disertai lemahnya iman. Orang ini akan sangat mudah terperangkap dalam jaring iblis perselingkuhan. Itulah gambaran perbuatan selingkuh yang telah membudaya di kalangan eksekutif kita dan yang telah menjadi nafas sehari-hari kehidupan sosial kita.

C. ISLAM MEMANDANG SELINGKUH

Selingkuh, baik yang masih dalam taraf coba-coba atau yang sudah sampai tahap hubungan intim, hukumnya haram.

Islam tidak saja melarang perzinaan, melainkan lebih jauh melarang umatnya mendekati perzinaan itu sendiri. Artinya, Islam menganjurkan umatnya untuk menjauhi perangkap-perangkap setan sebelum perzinaan. Maka, kita dilarang memandang wanita ajnabiah, ber-khalwat (berduaan), berjabat tangan, dan lain-lain yang menggiring manusia ke jurang kenistaan dan kehinaan zina. Perhatikan ayat-ayat Allah SWT dan hadits–hadits Nabi berikut ini.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan hijab ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (an-Nuur: 30-31)

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-Israa`: 32)

“Ya, Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan dengan pandangan yang lain, sesungguhnya bagimu pandangan pertama bukan pandangan yang terakhir.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi)

“Sesungguhnya pandangan itu (memandang wanita lain) adalah anak panah iblis yang beracun. Maka, barangsiapa yang meninggalkannya karena takut pada-Ku niscaya Aku akan menggantinya dengan keimanan yang mampu mendatangkan kelezatan dalam hatinya.” (HR at-Thabrani)

“Setiap mata melakukan zina, dan wanita apabila memakai wewangian dan lewat di depan majelis (tempat berkumpulnya laki-laki) niscaya ia melakukan yang demikian dan yang demikian itu (zina).” (HR at-Tirmidzi)

“Janganlah laki-laki berduaan dengan wanita yang tidak halal baginya kecuali dengan mahramnya, karena yang ketiga adalah setan.” (HR Ahmad dan Syaikhan)

Beberapa ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi hal-hal atau langkah-langkah yang mendekati perzinaan. Ibarat kata pepatah “gunung yang besar itu dari kerikil kecil, api besar yang membara itu dari api kecil.” Maka, perbuatan zina itu juga lahir dari proses yang panjang, yang terkadang sebagian orang menganggap sesuatu yang biasa, seperti memandang, bercanda, makan malam, dan seterusnya.

Untuk jelasnya, perzinaan lahir dari sebuah proses perilaku dengan urutan-urutan sebagai berikut.

“Pandangan akan berubah menjadi lintasan pikiran; lintasan pikiran ini akan meningkat menjadi endapan-endapan yang melahirkan keinginan untuk menyapa, berbicara, kemudian perjanjian dan selanjutnya kencan. Ketika hati sedang jauh dari nilai-nilai kebenaran, maka kehendak yang melebihi kencan akan diputuskan oleh hati yang sedang galau dan jauh dari nilai Islam. Akhirnya, apa yang dirindukan setan akan terealisasi.”

D. SEBAB-SEBAB SELINGKUH

Secara singkat, kita dapat mengkonklusikan bahwa faktor-faktor atau sebab-sebab yang mempengaruhi perselingkuhan ada dua macam: sebab-sebab internal dan eksternal.

1. Sebab-sebab Internal

Petama, lemahnya iman. Keimanan seseorang merupakan benteng yang kokoh antara dirinya dan nilai-nilai negatif yang akan mempengaruhinya. Ketika iman tidak bekerja dalam ruang kehidupan seseorang, maka akan muncul keinginan-keinginan dan kehendak-kehendak negatif yang akan diputuskan oleh hati yang sedang sakit. Sabda Rasulullah saw.,

“…Ingatlah, sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging. Apabila ia baik maka jasad (tindakan) semua akan baik, (sebaliknya) apabila ia rusak maka seluruh jasad (tindakan) akan rusak. Itulah hati.” (HR Muslim)

Artinya, hati yang didominasi nilai keimanan dan ketakwaan akan berbanding lurus dengan kebaikan-kebaikan yang ada. Ia tidak akan penah memutuskan kehendak hewani, pikiran yang jorok, dan syahwat untuk menikmati hal-hal yang diharamkan Islam.

Oleh karena itu, seorang muslim yang memiliki ketahanan iman yang kuat niscaya akan menahan gejolak nafsu berahi di luar bingkai Islam, kapan pun dan di mana pun. Inilah muslim yang cerdas dalam menyikapi kehidupan yang telah digambarkan Rasul kita.

“(Siapa orang yang cerdas dan kuat itu?) Beliau menjawab, ‘Orang yang cerdas (al-Kaiyis) itu adalah orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya dan selalu beramal untuk hari kematiannya, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berandai-andai kepada Allah SWT.” (HR at-Tirmidzi, ia berkata, ‘Hadits hasan sahih’)

Kedua, upaya coba-coba. Ada sebagian pria dan wanita yang melakukan perselingkuhan hanya karena ingin mencobanya. Hal ini seperti yang diungkapkan Dokter Boyke, “Dari kasus selingkuh yang terjadi, banyak yang awalnya coba-coba, meskipun faktor kebosanan terhadap pasangan tetap ikut berperan.”

Namun, kalau kita kembali kepada masalah iman dan ketakwaan, mustahil orang melakukan hal itu selagi cahaya iman masih memancar dalam lubuk hatinya. Sesungguhnya, seorang muslim tidak pernah melakukan hal-hal yang tidak memberikan faedah, apalagi yang berhubungan dengan dosa-dosa besar. Rasulullah saw. bersabda,

“Termasuk kebaikan seorang muslim apabila ia meninggalkan hal-hal yang tidak befaedah.” (HR at-Tirmidzi)

Ketiga, ketidakcocokan dan kebosanan terhadap pasangan. Keharmonisan, ketenteraman, dan kedamaian merupakan sesuatu yang asasi harus dimiliki oleh sebuah rumah tangga. Hal ini ditujukan bagi suami-istri yang menginginkan bahtera keluarga berlayar tanpa menghadapi gelombang-gelombang besar yang membahayakan mereka.

Keharmonisan tidak akan ada jika ketidakcocokan selalu mewarnai rumah tangga. Lebih-lebih yang berkaitan dengan visi dan misi rumah tangga atau yang berkaitan dengan gaya hidup. Cahaya ketenteraman dan kedamaian sedikit demi sedikit mulai redup tatkala kebosanan mulai menutupinya. Selanjutnya, kecintaan dan kasih sayang pasti perlahan-lahan akan meninggalkan ruang keharmonisan keluarga. Akhirnya, pasangan suami-istri ini masing-masing akan mencari suasana baru meskipun diharamkan dalam agama. Dari sinilah mereka mulai melampiaskan keinginan dan hasratnya ke tempat-tempat hiburan untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan yang ada dalam diri masing-masing. Maka, lahirlah gelombang perselingkuhan dan pergaulan bebas melalui proses panjang yang diawali dengan ketidakcocokan dan kebosanan dalam mahligai rumah tangga.

2. Sebab-sebab Eksternal

Sebab-sebab eksternal yang dominan adalah lingkungan yang kondusif untuk melakukan selingkuh—selingan indah keluarga runtuh—serta ajakan teman yang telah menikmati budaya perselingkuhan ini. Dokter Boyke berkomentar,

“Faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya penyelewengan seks adalah lingkungan, termasuk lingkungan kerja. Pengaruh lingkungan masih sangat kuat, seperti yang dialami oleh eksekutif wanita yang memiliki tujuh rekan wanita, yang semuanya berselingkuh. Ia pun didorong-dorong melakukannya, malahan kalau tidak bersedia ia dilecehkan.”

E. DAMPAK SELINGKUH

Secara garis besar, selingkuh memberikan dampak-dampak negatif sebagai berikut:

- Budaya zina akan meningkat;

- Gelombang aborsi makin membesar;

- Angka perceraian akan meningkat;

- Keluarga berantakan;

- Anak-anak tanpa kasih sayang orang tua dan bisa telantar; dan

- Dendam yang mengakibatkan pembunuhan kekasih gelap (PIL/WIL)

Solusi

Dari uraian di atas, kita dapat mengkonklusikan bahwa perselingkuhan yang sedang membudaya di tengah-tengah kehidupan sosial kita ini bisa diobati melalui solusi sebagai berikut.

- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan berbagai bentuk ibadah yang terdapat dalam Islam. Selain itu, ia harus meyakini bahaya yang akan ditimbulkan akibat perbuatan ini, yang tidak hanya berdampak kepada dirinya sendiri. Ia pun harus takut akan ancaman Allah di akhirat kelak.

- Bergaul dengan orang-orang yang saleh.

- Untuk mengantipasi ajakan teman melakukan perbuatan haram ini, ia harus mencari teman yang baik, teman yang mampu memberikan nilai kebaikan selama ia bersamanya. Allah berfirman,

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (al-Kahfi: 28)

- Mencari pasangan dengan cara islami.

Adalah sebuah fenomena di kalangan wanita: ada yang lebih suka melihat suaminya melakukan zina atau “jajan” di luar daripada berpoligami, atau ada suami yang merelakan istrinya melakukan hubungan intim dengan orang lain. Ini adalah fenomena yang tidak pernah tercatat dalam kamus kehidupan muslim. Tentunya, dalam hal ini suami harus mampu menegakkan nilai keadilan atau pinsip-pinsip dasar yang dituntut dalam berpoligami. Allah SWT berfirman,

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (an-Nisaa`: 3)

Maka, dengan langkah-langkah seperti ini, kita berharap masyarakat semakin bersih dari budaya-budaya negatif, mulai dari budaya pacaran, pergaulan bebas, perselingkuhan, hingga perzinaan.

Suami Selingkuh

Diarsipkan di bawah: Curhat, Keluarga, Suami, Istri, Panduan Kelola Pendidikan — Mawar @ 10:32 am

Terdapat sekian ribu atau sekian juta barisan ibu-ibu yang mengetahui suaminya selingkuh tetapi pura-pura tidak tahu. Bahkan mendiamkan saja dan mereka ini membuat acara selingkuh tandingan. Ada yang hanya sekedar mengatakan, “ndak apa-apa dia selingkuh, asal tidak dinikahi secara resmi. Nanti kan bosen-bosen sendiri”. Ada pula yang hanya pasrah, “kita ini tidak mampu berbuat apa-apa jika melihat dia mempermainkan wanita seenaknya. Jika nanti saya melarang dia, nanti akan marah. Dan akibatnya rumah tangga kita berantakkkan. Biar aja, mas.” Nah mengapa sih suami suka selingkuh?

1. Bermula cara pacaran sebelum menikah memakai gaya bebas. Maksudnya adalah saat belum berumah tangga mereka sudah pacaran secara bebas. Bahkan mereka terlibat free seks. Nah keluarga yang dimulai dari pacaran gaya bebas ini akan memberi peluang selingkuh. Baik yang selingkuh itu suami atau istri. Jika yang selingkuh suami, maka ngaca. Apakah dulu Anda juga berselingkuh dengan suami Anda saat ini. Jika jawabannya iya. Maka penyakit suami kambuh. Berani berbuat dosa. Berani memainkan wanita. Dan berani, berani yang lainnya.
2. Anggapan bahwa perkawinan hanyalah formalitas dalam rumah tangga. Kebebasan di luar tetap diperbolehkan dalam pertemanan dan pergaulan. Lihat saja jika ada suami yang bersalaman dengan wanita lain dibiarkan, maka itu awal selingkuh. Apalagi ada suami yang berani cium pipi kanan, cium pipi kiri. Apalagi ada suami yang berani berduan dengan wanita lain. Maka ini adalah awal selingkuh. Anggapan perkwanian hanya formalitas kenegaraan merupakan sumber bibit perselingkuhan.
3. Hubungan erat mantan pacar yang belum menikah atau sudah menikah tetapi tidak menemukan kebahagiaan. Atau ada mantan pacar suami yang pernah melakukan zina sebelum menikah. Perbuatan zina yang demikian akan diulang walau suami sudah menikah atau mantan pacar itu sudah nikah. Hubungan terus menerus dengan mantan pacar. Atau mugkin dia tidak mendapatkan kenikmatan hubungan intim dengan istri sekarang dibanding dengan kenikmatan intim dengan mantan pacaranya.
4. Fasilitas dan kesempatan. Nah ini adalah kondisi. Dibanyak daerah yang para wanita menjadi TKI terjadi perselingkuhan antar tetangga. Demikian juga kehidupan para pekerja pabrik atau kantoran.
5. Sikap istri yang tidak mampu memberi yang diharapkan oleh para suami. Suami seperti anak kecil. Selalu ada-ada saja yang dimauinya.
6. Kehadliran laki-laki lain dalam rumah tangga. Apakah karena hanya sekedar cemburu atau mugkin kenyataan.
7. Perbedaan status sosial dan status pendidikan. Jika istri tidak mampu diajak dialog dan atau memecahkan problem suami maka dia akan selingkuh.
8. Suami kurang ajar. Lihat kasus suami selingkuh ini

Selingkuh Emosional? Kenali Tanda-Tandanya! Print E-mail
Written by Fanya Ardianto
Saturday, 10 March 2007
Gara-gara lagi ngerjakan TA yang berkutat di seputar masalah emosional, aku jadi ketimbun sama buku-buku dan artikel-artikel yang membahas segala sesuatu tentang seluk-beluk emosi (emosi manusia maksudnya, sejauh ini belum tertarik buat mempelajari emosi hewan, hehe). Nah, salah satu yang aku baca adalah Emotional Infidelity atau ketidak-setiaan emosional (istilah populer dari ‘tidak setia’ kan selingkuh, yo wes aku artiin aja jadi selingkuh emosional :p).

Ternyata, menurut sumber yang aku baca, perselingkuhan yang sebenarnya, hampir semuanya diawali dari yang namanya selingkuh emosional. Tapi, rata-rata mereka yang terjebak perselingkuhan itu, pada awalnya tidak menyadari bahwa mereka telah terlebih dahulu terjebak dalam perselingkuhan emosional. Karena biasanya, mereka secara tidak sadar berlindung dalam salah satu ‘tameng ego’ yang disebut defense mekanisme dengan selalu mengatakan kepada diri sendiri dan pasangan bahwa “dia cuman teman!”.

Padahal, dalam era ‘campur-aduk’ sekarang ini, dimana segala bentuk komunikasi antara pria dan wanita tidak dibatasi apapun, siapapun (termasuk kita) rentan terjerumus tanpa sengaja dalam perselingkuhan emosional. Sebab menurut ahli, perselingkuhan emosional dapat dimulai dari mana saja dan dengan sapaan yang paling sederhana seperti ‘hai atau halo’, bisa dimulai dari ruang rapat, lobi kantor, halte bis atau bahkan dari chatroom. <>

Karena itu, agar kita tidak semakin tertarik jauh ke dalam lingkaran perselingkuhan yang sebenarnya, yuk kenali tanda-tanda perselingkuhan emosional itu. Kalau ternyata kita merasakan salah satu tandanya sedang berproses dalam kehidupan kita, ya mari kita sadar :D, tapi kalau ternyata tidak ada satupun dari tanda-tanda itu sedang terjadi dalam diri kita, ya mari kita bersyukur dan senantiasa meningkatkan ‘kewaspadaan diri’, hehe...

1. Mulai Berahasia
Setiap orang memiliki rahasia, itu hal yang wajar dan memang diperbolehkan. Tapi coba diingat-ingat, apakah Anda mulai menutupi sedikit demi sedikit hubungan pertemanan Anda dengan seseorang kepada pasangan (suami/istri)? Jika iya, coba tanyakan mengapa? Lalu tanyakan juga, apakah Anda mulai menutupi detil-detil dari hubungan pertemanan itu? Seperti misalnya, ketika pasangan bertanya “kapan terakhir kontak sama A?” (anggap aja A ini seseorang yang aku sebut tadi) lalu Anda jawab “wah, sudah lupa, wong sudah lama banget”, padahal kenyataannya baru dua jam yang lalu Anda telpon-telponan sama si A itu. Meski mungkin Anda punya tujuan tertentu untuk berbohong (anggap saja menurut Anda itu demi kebaikan), Anda harus mulai waspada, benarkah kebohongan itu untuk kebaikan seperti yang Anda maksudkan? Kata seorang ahli, pasangan seharusnya tidak berahasia dengan pasangannya tentang teman akrabnya, meski hal itu dirasakan akan menyakiti hati, membuat marah atau membuat cemburu. Kejujuran dan kepercayaan seperti ini adalah syarat yang tak bisa ditawar, dikalahkan atau dikorbankan dalam membina suatu rumah tangga.

2. Memindahkan Kepercayaan
Setiap orang, terlebih yang namanya wanita, pasti memerlukan tempat untuk mencurahkan perasaan (curhat) saat sedang dirundung suatu permasalahan. Tapi coba dipikir kembali, apakah Anda mulai mencurahkan hal-hal yang seharusnya menjadi rahasia rumah tangga kepada pihak luar (terlebih kepada lawan jenis)? Hal-hal seperti keintiman seksual, perbedaan yang tak bisa didamaikan, soal finansial rumah tangga atau detail mengenai kelemahan pasangan, tak boleh dipercayakan kepada orang lain. Kalau Anda merasa mulai mengeluhkan pasangan Anda kepada teman (yang berbeda jenis kelamin dengan Anda), hati-hati, sebaiknya jangan diteruskan. Tapi kalau Anda protes “gimana dong? curhat sama dia bikin perasaan plong, dia bisa ngertiin aku”, itu artinya Anda memang sudah tidak setia secara emosional kepada pasangan Anda.

3. Mulai Membandingkan
Lalu, coba dipikir-pikir juga, apakah akhir-akhir ini Anda secara sadar atau tidak mulai membandingkan pasangan Anda dengan orang lain? Misalnya saja pembandingan itu hanya sebatas angan-angan Anda seperti “seandainya istriku seseksi si A” atau “coba klo suamiku sesabar si B”. Hanya dalam angan saja, kebiasaan membandingkan sudah dapat dikategorikan sebagai cikal bakal ketidak-setiaan, apalagi kalau sampai terucap. Sekali dua kali membandingkan mungkin tidak jadi masalah, tapi kalau jadi kebiasaan, itu adalah tanda bahaya. Karena seseorang yang terbiasa membandingkan akan semakin merasa tidak puas terhadap pasangannya.

4. Kualitas Waktu
Waktu seperti apa yang biasa Anda habiskan bersama pasangan Anda? Apakah sebatas kewajiban sebagai suami istri? Apakah hanya melakukan rutinitas? Apakah hanya berdasarkan keharusan seperti pergi ke suatu acara demi anak-anak? Atau apakah Anda masih suka kencan berdua, tanpa anak, tanpa keluarga atau teman lainnya? Lalu coba diingat-ingat, apakah Anda terlibat dengan aktivitas-aktivitas di luar tanpa pasangan Anda? Seperti seperti melobi tamu kantor di sebuah cafe yang biasanya mengorbankan waktu untuk pasangan/keluarga? Apalagi jika kencan seperti itu dilakukan hanya berdua saja dengan partner berbeda jenis kelamin, hati-hati, sebaiknya ajaklah banyak teman atau pasangan Anda, atau jangan lakukan sama sekali.

5. Mulai Tertarik
Sekarang, coba jujur pada diri sendiri. Apakah Anda mulai tertarik pada salah seorang teman Anda karena penampilan istimewanya? Atau apakah Anda mulai tertarik pada caranya melakukan sesuatu? Atau pada caranya menyapa Anda? Jika iya, pejamkan mata dan tarik nafas panjang, kembalilah fokuskan perhatian emosional Anda hanya pada pasangan Anda. Dan jangan lupa banyak-banyaklah berdoa untuk dijauhkan dari godaan-godaan emosi semacam itu.

Jika dalam kehidupan pernikahan Anda, ada salah satu saja dari ke-5 hal di atas, cobalah sadar, jangan berusaha berlindung dibalik tameng ego dengan mencoba mencari pembenaran atas apa yang Anda lakukan. Dan bila ada 3 dari 5 hal di atas dalam kehidupan pernikahan Anda, jangan tunda lagi, segera cari bantuan profesional, bisa pemuka agama atau konselor perkawinan.

Selanjutnya, coba simak beberapa tips berikut, agar ikatan emosional Anda dan pasangan Anda terjalin semakin kuat:

  1. Hargailah pasangan Anda dengan mulai lebih terbuka kepada pasangan tentang teman-teman lawan jenis Anda. Jangan rahasiakan hal-hal sekecil apapun yang Anda lakukan bersama teman Anda itu. Hal ini untuk menunjukkan bahwa tak ada yang istimewa antara Anda dan teman Anda yang pantas Anda tutupi dari pasangan Anda. Dengan kata lain, tak ada orang lain yang membuat Anda rela membohongi belahan jiwa Anda.
  2. Jagalah rahasia pasangan Anda. Jika ada hal-hal yang membuat Anda kecewa, coba bicarakan secara terbuka dengan pasangan. Ungkapkan kekecewaan dan harapan Anda secara sportif. Tunjukkan bahwa meski dia telah membuat Anda kecewa, tapi Anda masih menyayanginya dan akan selalu memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri. Atau kalau kelemahan itu bukan sesuatu yang bisa diperbaiki, maka maafkanlah, dan terimalah pasangan Anda seperti apa adanya.
  3. Berhentilah membandingkan pasangan Anda dengan orang lain, meski itu hanya dalam hayalan! Kebiasaan membandingkan, tanpa Anda sadari hanya akan membuat cinta Anda kepada pasangan semakin mengecil. Pasangan Anda mungkin memang bukan yang terbaik, tapi yakinilah bahwa dia adalah yang terbaik untuk Anda. Falsafah ini, selain akan menambah rasa sayang Anda terhadap pasangan, juga akan membuat Anda sadar diri dan berhenti berfikir “saya seharusnya mendapat yang lebih baik”.
  4. Mungkin Anda adalah orang yang super sibuk, sehingga 24 jam sehari 7 hari seminggu rasanya tak cukup untuk mengkaver kesibukan Anda itu. Tapi seberapapun sibuknya Anda, cobalah untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk pasangan. Misalnya duduk berdua saja selama 30 menit setiap hari untuk ngobrol apa saja, saat anak-anak sudah tidur. Atau manfaatkan akhir pekan untuk kencan berdua dengan pasangan, tanpa harus membicarakan soal anak, rumah tangga apalagi pekerjaan. Atau luangkan satu jam waktu Anda di hari Minggu untuk melakukan aktivitas berdua dengan pasangan, misalnya memasak atau mencuci pakaian atau aktivitas lain yang kelihatannya sepele tapi jika dilakukan bersama dengan pasangan akan menimbulkan kedekatan secara emosional.
  5. Tunjukkan komitmen kepada pasangan Anda setiap hari. Lakukan sesuatu yang bermakna untuk pasangan Anda setiap hari. Bisa berupa pesan cinta atau menelpon. Jangan jadikan kebiasaan ini sebagai beban, tapi jadikanlah sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Melakukan sesuatu untuk pasangan mengingatkan Anda di sepanjang hari, betapa istimewanya dia untuk Anda. Fokus pada hal-hal manis yang dilakukan pasangan Anda untuk Anda, dan ingat, bahwa agar hubungan bisa tumbuh dan berkembang, diperlukan waktu dan usaha. Simpan banyak foto pasangan Anda dan anak-anak Anda di meja kerja/kantor sebagai peringatan visual kepada Anda dan orang lain tentang prioritas Anda.
  6. Jika harus pergi ke luar kota untuk melaksanakan tugas kantor, letakkan beberapa foto pasangan atau keluarga Anda di kamar hotel. Anda memang tak perlu foto untuk menghindari perselingkuhan, tapi perlu diselubungi cinta, dan foto-foto itu dapat membantu Anda untuk tetap fokus, bahwa betapa banyak cinta yang Anda miliki dalam hidup Anda, bahkan ketika keluarga Anda jauh di mata.

MENDETEKSI KEHADIRAN ORANG KETIGA

Memang tidak mudah mendeteksi kehadiran orang ketiga di hati pasangan, tetapi ada beberapa tanda yang bisa Anda curigai, terutama jika sikap dan kebiasaan si dia banyak berubah.

Menurut Vicky Mainzer, penulis buku The Script: The 100% Absolutely Predictable Thing Men Do When They Cheat , tanda-tanda pria yang berselingkuh secara umum sama, misalnya royal memberi hadiah mahal kepada istrinya, jadi lebih perhatian kepada keluarga, lebih peduli pada penampilan, dan sebagainya.


"Hampir seluruh pria yang selingkuh memiliki ciri yang sama," kata Mainzer yang telah mewawancara ribuan wanita di banyak negara dan mendengar hal yang sama dari mereka.

Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai sebelum suami benar-benar berpaling ke lain hati :

Sering memancing pertengkaran

Tiba-tiba saja si dia jadi mudah terbakar emosi, senang mengkritik, mencari-cari kesalahan dan cenderung membela diri, bahkan balik menyalahkan jika Anda mengkoreksi sikapnya yang mulai menyebalkan.

Menjaga jarak dan sulit diajak komunikasi

Anda menjadi sulit mengetahui isi hatinya karena sekarang suami jadi lebih pendiam atau memilih langsung tidur jika pulang dari kantor, padahal sebelumnya Anda dan suami memiliki kebiasaan ngobrol sebelum tidur.

Lebih peduli pada penampilan

Meski pria yang mulai memperhatikan penampilannya tidak selalu berarti selingkuh, tapi tak ada salahnya curiga jika si dia mulai genit untuk urusan penampilan. Menambah koleksi kemeja, mengganti parfum dan lebih menjaga kebersihan tubuhnya.

Mengubah kebiasaan seksual

Mendadak si dia jadi lebih dingin di tempat tidur atau sebaliknya lebih agresif, menyukai posisi seks tertentu. Dalam hal ini setiap individu memiliki kebiasaan berbeda, sebagai orang terdekat, seorang istri biasanya lebih jeli melihat perubahan-perubahan ini.

Lebih royal

Untuk menutupi perasaan bersalahnya, si dia jadi rajin membelikan Anda aneka hadiah dan menghujani Anda perhatian. Padahal biasanya si dia hanya memberi hadiah saat Anda berulang tahun.

Jarang di rumah

Si dia jadi lebih rajin ke kantor, berangkat lebih pagi dan pulang larut malam dengan alasan klasik, ’lembur’. Bahkan sesekali si dia mulai berani minta ijin Anda untuk lembur di akhir pekan. Kecuali Anda tahu pola kerjanya bahkan tugas si dia di kantor, Anda tidak perlu mengkhawatirkan perubahan ini.

Banyak rahasia

Ponsel dan PDA nya tidak pernah lepas dari genggaman, berbicara bisik-bisik di telepon, tagihan kartu kredit melonjak karena transaksi yang tidak jelas. Agaknya Anda perlu mewaspadai tindak-tanduknya yang penuh ’misteri’ itu.

Jika Anda merasakan perubahan-perubahan tersebut, lakukan introspeksi terlebih dulu ke dalam diri dan evaluasi hubungan Anda berdua. Kontrol emosi Anda sebelum menanyakan langsung pada pasangan.

Tak ada salahnya membuka mata lebih lebar dan menyalakan radar Anda, akan lebih mudah menyelesaikan masalah sebelum semuanya menjadi besar. (An)

Selingkuh Itu (Tidak) Indah
by : Grathia Pitaloka

Grathia Pitaloka

pitaloka@jurnas.com

Sempatkah Anda memperhatikan fenomena lirik lagu Indonesia sekarang? Cobalah cari persamaan dari lagu Demi Waktu dan Kekasih Gelap yang dinyanyikan Ungu, Ketahuan milik Matta Band, hingga Jadikan Aku yang Kedua dari Astrid.

Tepat, jika jawabannya adalah perselingkuhan. Lagu-lagu yang laris manis di pasaran. Terbukti, kaset dan CD bajakannya sangat laku dan lagu-lagu ini setiap hari dinyanyikan hampir semua pengamen di bus kota, dua indikator disukainya sebuah lagu.

Tidak adil rasanya kalau kita serta merta menyatakan lagu-lagu tersebut laris manis karena banyak pendengar memiliki pengalaman serupa. Namun jika mau membuka mata, memang ada fenomena yang berkembang sepuluh tahun belakangan, berselingkuh tak jadi sesuatu yang tabu. Parahnya wabah selingkuh tidak hanya menjangkiti warga di kota besar, namun ke hampir semua lapisan masyarakat.

Sebut saja Ariel, seorang pegawai di salah satu institusi pemerintah. Pegawai negeri golongan III B ini telah memiliki dua anak dan seorang istri yang lumayan cantik. Walau sederhana, tapi keluarga kecil ini hidup bahagia.

Keseharian yang sering bertemu dan berbincang masalah pekerjaan dengan Dina, teman sekantornya, memunculkan ada rasa lain di hati Ariel. Bagai gayung bersambut, Dina yang baru saja lulus perguruan tinggi ini pun menyukai Ariel.

Tidak jelas karena apa yang menyebabkan mereka saling tertarik. Yang jelas tidak karena materi, karena Dina bukan tipe yang silau pada materi, bukan juga karena seks karena hubungan mereka baru sampai tahap pegangan tangan.

Perasaan bersalah seringkali menyelinap di benak Ariel. Tetap ada kekhawatiran jika sepak terjangnya diketahui sang istri, sehingga keharmonisan keluarganya terancam bubar. Tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Dina, gadis yang belakangan ini sudah mewarnai hari-harinya.

Selingkuhkah yang dilakukan Ariel? Seberapa membahayakannya perbuatan Ariel itu terhadap pernikahannya?

Kata ”selingkuh” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991, diartikan sebagai tidak berterus terang; tidak jujur; suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; curang; serong. Selingkuh juga dapat diartikan ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan komitmennya.

Hasil riset yang dilakukan psikolog Drigotas SM dan koleganya di Journal of Personality and Social Psychology tahun 1999, selingkuh disebut sebagai dating infidelity. Istilah tersebut mengacu pada adanya perasaan bahwa pasangan telah melanggar norma dalam berhubungan, yang berkaitan dengan interaksi terhadap orang lain dan diikuti timbulnya kecemburuan dan persaingan.

Selingkuh itu sendiri dibagi dua, yakni selingkuh fisik dan selingkuh emosional. Selingkuh fisik artinya melakukan kontak fisik dengan lawan jenis, seperti pelukan dan ciuman dengan bukan pasangan. Sedangkan selingkuh emosional lebih berupa perasaan terhadap orang lain yang bukan pasangan.

Saat ini, batasan apakah seseorang telah melakukan selingkuh atau tidak sangatlah abu-abu. Majalah Psychology Today terbitan Desember 2000 menyebutkan, menurut teori evolusi psikologi, laki-laki akan lebih merasa kecewa kalau pasangannya melakukan selingkuh fisik. Sementara menurut majalah itu, perempuan akan lebih kecewa kalau pasangannya melakukan selingkuh emosional.

Hasil penelitian yang dilakukan Majalah Psychology Today berbeda dengan penelitian yang dilakukan Christine R Harris, profesor psikologi dari Universitas California, San Diego, tahun 2000. Christine percaya reaksi seseorang terhadap bentuk selingkuh itu bergantung pada pengalaman hidup seseorang, bukan pada jenis kelaminnya.

Selingkuh memang membawa kesenangan, tapi berdasarkan data empiris, itu hanya sesaat. Dan selanjutnya masuk pada labirin yang membingungkan. Ada beberapa rahasia agar rumah tangga terbebas dari selingkuh.

Pertama, jadikan saling percaya sebagai modal utama dalam perkawinan. Jangan mudah percaya apa yang dikatakan orang lain tentang pasangan Anda. Daripada cemburu buta tanpa bukti, lebih baik tanyakan langsung pada pasangan, dan cobalah untuk mempercayai perkataannya.

Biasakan menjadikan perbedaan sebagai sesuatu yang indah. Sepanjang Anda bisa mengelola perbedaan itu menjadi sesuatu yang justru bisa mendekatkan Anda dan pasangan, dijamin perkawinan Anda akan langgeng dan harmonis.

Jadilah seorang pemaaf. Sikap tak mau memaafkan kesalahan pasangan tentu bukan jalan tepat untuk meraih kelanggengan rumah tangga. Tentu diiringi dengan komitmen agar kesalahan itu tidak diulangi.

Penting pula diingat, kemauan untuk berbagi dengan pasangan, baik dalam suka maupun duka, menjadi sesuatu yang penting untuk menuju perkawinan yang langgeng. Anda bisa menjadi teman berbagi, sekaligus memberikan jalan keluar dan pemberi semangat bagi pasangan.

Hal lain yang perlu ada pada pasangan suami-istri adalah kemampuan menerima kekurangan masing-masing. Tidak mudah memang menerima kekurangan pasangan. Tetapi hal ini penting dan harus dimiliki.

Tolerir poligami dan ijinkan selingkuh merugikan peran wanita

AREA Magazine
10 January 2007
STAND BY YOUR MAN
...but not if he's a creep
oleh Wimar Witoelar
Dua cerita heboh menguasai layar televisi dan halaman tabloid. Satu adalah cerita tentang orang yang dianggap suci dan banyak memberikan ceramah mengenai budi pekerti halus serta kehidupan keluarga yang harmonis. Ternyata dia melakukan poligami (setelah mundur maju selama lima tahun dengan tiga calon obyek yang berbeda) karena katanya poligami masih lebih bagus daripada TTM. Satu lagi adalah cerita tentang anggota DPR dan pimpinan partai besar, bidang keagamaan. Dia tidak melakukan poligami tapi tyer-ekspose dalam rekaman video melakukan adegan seks. Tokoh pria yang ini tidak banyak bicara, tapi rupanya dia menganggap seks bebas masih lebh bagus dari poligami. Orang yang tidak melakukan poligami dan tidak merekam seks bebas di video tidak masuk berita. Jadi sampai sekarang, perhatian masyarakat terpusat pada dua kejadian ini dan dua orang ini. Berarti perhatian teralih dari soal lain yang sedang melanda kehidupan orang.
Satu hal yang menarik adalah, pada awalnya orang sibuk memberitakan dua kejadian itu. Tapi lama-lama orang lebih banyak memperhatikan orangnya yang terlibat. Muncul selebriti baru di acara infotainment, atau selebriti lama dengan peran baru. Penceramah agama yang kondang dan kaya, istrinya yang setia dan pasrah bersama tujuh anaknya, istri muda yang sekarang hidup enak, bekas model dan masih cantik. Dalam cerita yang satu lagi, fokus terpusat pada anggota DPR yang kemudian diberhentikan, istrinya yang juga setia dan sabar. Semua membuat kita prihatin terhadap para korban, kaum perempuan yang disia-siakan oleh lelaki yang menyalahgunakan kepercayaan mereka. Dalam cerita ini ada juga pemeran lain yaitu partner adegan video "DPR-RI" yang sangat rajin menyambut publisitas, dalam semangatnya untuk - yes! - menjadi selebriti instan.
070110po.jpg
Yang tersisa bukan wawasan yang lebih maju mengenai dua gejala pelanggaran sosial. Tapi justru yang mencuat adalah cerita kelahiran beberapa superstar media. Betul juga kata orang bahwa gosip lebih mengasyikkan daripada mikir. Lebih asyik bicara tentang orang-orang yang mendadak terkenal ini daripada membahas gejala poligami dan gejala tokoh politik yang tidak bermutu. Semula dua laki-laki bernafsu itu boleh dikatakan berjasa sebab mengangkat dua masalah kepermukaan, masalah poligami dan masalah politikus asalan. Kebetulan dua masalah itu masalah sosial. Artinya, merugikan orang yang memberikan kepercayaan. Tapi apakah wacana mengenai pelanggaran sosial akanb berlanjut?
Waktu kecil, kakak saya pernah menerangkan: "Great minds discuss issues, average minds discuss events, small minds discuss people." Kalau Orang Biasa sih, kadang-kadang punya small mind, kadang-kadang punya great mind. Kemarin ada teman kerja saya mengutip ilmiawan sinar radioaktif Marie Curie: "Be less curious about people and more curious about issues." Iya lah, memang betul, tapi mana bisa? Kalaupun banyak yang senang nonton bola, masih banyak lagi yang senang gosip pertengkaran pemain dan pelatih, atau gaji dan gaya hidup, kehidupan pribadi bintang sepakbola. Banyak orang mengikuti politik, tapi lebih banyak yang megikuti gosip tentang orang politik.
Di negara maju semacam Amerika Serikat sekalipun, pemenang pemilihan umum banyak ditentukan oleh profil pribadi sang calon, ketimbang sikap calon dalam berbagai issue. Jadi walaupun Madame Curie dan orang pandai mengingatkan kita dari dulu, tetap saja orang lebih ingin tahu gosip pribadi seseorang daripada permasalahan yang membuat orang itu terkenal. O.J. Simpson bisa populer lagi walaupun ia diduga melakukan pembunuhan, Soeharto tetap dikagumi walaupun melakukan kejahatan negara. Pembunuh lebih terkenal daripada orang yang dibunuhnya.
Seorang webmaster memberikan komentar pada konten blog dimana orang menanggapi dua peristiwa pelecerhan perempuan yang kita bahas disini, khususnya soal poligami dan soal pengkhianatan: "Di luar masalah pribadi, di luar masalah agama, ada krisis besar untuk kaum perempuan Indonesia. Daripada kasihan sama dua perempuan yang tidak ada harga diri dan mencari kenyamanan finansial (hello, golddiggers! we love for money!) , kasihanlah sama citra perempuan lain yang berjuang terus, punya harga diri, dan berani tegas pada orang sekitarnya yg melakukan kejahatan atau sekedar malu2in. Shame on perempuan yang pakai istilah "Berbakti pada suami " (walaupun dia kotor?) dan "Stand by your man " (even if he's a creep?) seakan-akan itu kegunaan wanita di dunia. Padahal wanita itu mulia. Kebanyakan wanita diluar dua contoh ini sangat tegar dan tidak murahan. Hidup perjuangan peran perempuan! Jangan mau diinjak-injak lelaki, jangan mau disamakan dengan yang murahan.
Siapa yang menulis kata-kata keras itu? Tidak penting siapa, yang penting sikapnya terhadap masalah, dan masalah itu sendiri. We deal with issues.

Selingkuh

Masalah :

Saya mau konsultasi tentang isteri saya, sebelumnya saya perkenalkan nama saya Kris, sudah sejak tahun 2005 isteri saya menjalin hubungan dengan teman sekantornya dan pada saat itu, saya mengetahuinya. Setelah itu saya bertemu dengan teman isteri saya, dan katanya minta maaf pada saya tidak akan mengulanginya lagi.

Tapi kenyataanya isteri saya masih selingkuh dengannya. Saya sudah menasehati isteri saya, tapi itu tidak digubris oleh isteri saya, lalu apa yang harus saya perbuat sebagai seorang suami yang menginginkan kebahagiaan dan keutuhan dalam rumah tangga saya.

Terima kasih atas bimbingannya.

Handung Kris

Jawaban :

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak Kris yang shalih,

Saya turut prihatin atas kejadian yang menimpa isteri. Godaan syaithan, ternyata tidak hanya menimpa kaum Adam, tetapi kaum Hawapun punya kemungkinan yang sama untuk tergoda dalam buaian rayuan syaithan. Saya salut dan bersyukur bahwa Bapak nampak cukup tenang dalam menghadapi persoalan ini, antara lain bahkan Bpk dengan jantan mendatangi laki-laki tersebut dan memberinya nasihat untuk menjauhi isteri.

Bahkan Bapak tetap berniat melestarikan keutuhan rumah tangga, yang itu berarti Bapak telah berhasil mengatasi perasaan Bapak sendiri, yakni perasaan sakit hati dan menggantinya dengan proses berpikir yang tak terpengaruh oleh perasaan. Iman dan logika bapak telah mampu memberikan jalan terang, untuk mengambil langkah-langkah hidup yang dilandaskan atas asas kemaslahatan. Semoga Bapak tetap pada jalur ini ketika menghadapi masalah-masalah selanjutnya.

Bapak Kris yang dicintai Allah,

Sebagai kepala keluarga, salah satu kewajiban Anda adalah membimbing isteri dalam keimanan. Jika isteri belum paham hukum agama, ajarilah, minimal carikan forum-forum ta’lim yang akan meningkatkan kepahamannya. Seorang suami juga harus melindungi isterinya dari mara-bahaya, termasuk dari godaan laki-laki lain. Membatasi dan mengarahkan ketika isteri berlebihan dalam pergaulan adalah tugas suami. Temanilah ketika dia pergi yang sekiranya akan membawa pada mara-bahaya tadi. Jangan terlalu dibebaskan untuk ke manapun atau bergaul dengan siapapun. Pergaulan buruk sering menjerumuskan. Jika setelah diberi nasihat tetap membangkang, maka didiklah dengan cara-cara yang ditentukan Allah Swt:

” Wanita-wanita yang kamu khawatirkan kedurhakaannya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur mereka dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti badannya. Kemudian jika dia mentaatimu maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkannya” (QS An-Nisa: 34).

Menasihati di sini dalam Fiqh Sunnah diartikan mengingatkan ia kepada Allah, menakut-nakuti ia dengan nama Allah dan mengingatkannya tentang kewajiban kepada suami dan hak-hak suaminya yang wajib ditunaikan, memalingkan pandangannya dari hal-hal yang dosa dan perbuatan-perbuatan durhaka, mengingatkan akan kehilangan hak mendapat nafkah, pakaian dan ditinggalkan di tempat tidur sendirian.

Mendiamkan isteri dengan tidak mengajaknya berbicara boleh dilakukan asal tidak lebih dari 3 hari. Sedangkan pukulan dilakukan asal tidak keras, jauhi muka dan tempat-tempat yang mengkhawatirkan karena tujuan memukul bersifat mendidik/ untuk memberi pelajaran.

Hati manusia, sering disebut qalbu, memang mudah berbolak-balik. Oleh karena itu do’a yang Rasulullah SAW. Tuntunkan adalah ” Ya Muqallibal qulub, tsabbit qalbi ’ala dinik”; Wahai Dzat yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hati ini dalam jalan agama-Mu. Semoga Allah swt. memberi petunjuk pada isteri dan menerima taubatnya. Semoga Anda dikaruniai keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, amin…

Wallahu a’lam bisshawab,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Siti Urbayatun, S.Psi, M.Si

Setelah Suami Berselingkuh

Masalah :

Mbak Maya yang baik,

Saya Ibu rumah tangga berumur 31 tahun, mempunyai suami berusia 34 tahun. Kami sudah menikah selama 8 tahun dan dikarunia sepasang buah hati yang cakep dan cantik. Kami menikah setelah 6 tahun pacaran.

Kini suami mempunyai jabatan yang bagus di perusahaannya. Kami tidak tinggal serumah karena tempat pekerjaan suami ku berjarak 60 km yang mengharuskan suami harus tinggal di kost di kota ‘S’ dan hanya seminggu 3x suami pulang ke kota ‘K’ di mana saya dan anak-anak tinggal.

Mbak Maya, 3 bulan terakhir suami saya telah berselingkuh dengan karyawan sebuah café, itu terungkap semua karena ada telpon seorang wanita di tengah malam. Sebelum terungkap saya telah banyak bertanya tentang sikapnya yang berubah, tetapi dia malah marah. Kini dia telah mengakui bahwa hubungannya telah berakhir dengan wanita itu dan berjanji tidak mengulangi dengan menangis dan bersujud mohon maaf pada saya Mbak.

Kini setelah peristiwa itu saya jadi sulit sekali percaya pada suami, saya selalu curiga pada suami. Bahkan berimbas pada anak kami, saya jadi malas mengurus mereka.

Walaupun di bibir saya memaafkan tapi hati ini masih terasa sakit. Begitu banyak kebohongan yang suami lakukan pada saya dan selalu teringat terus. Tolonglah saya Mbak Maya, apa yang harus saya lakukan untuk membuka lembaran baru dalam rumah tangga kami, setelah peristiwa itu.

Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Lisa (nama samaran)


Jawaban :

Mbak Lisa, tentu saja sangat menyakitkan menghadapi kenyataan bahwa suami (pernah) selingkuh dengan wanita lain ketika ia tengah bertugas di luar kota. Kehidupan perkawinan yang harmonis serta hubungan suami istri yang senantisa hangat dan mersa pastilah menjai dambaan setiap pasangan yang menikah atas dasar cinta. Namun dalam kenyataanya, seringkali hidup perkawinan tidak seindah bayangan. Krisis dalam perkawinan bisa terjadi kapan saja, ketika muncul berbagai masalah dan komunikasi tidak berjalan dengan mulus. Jika timbul prahara dalam kehidupan perkawinan, diperlukan kerja sama dari suami dan istri untuk bersama-sama mengatasinya, agar mahligai rumah tangga bisa terselamatkan.

Ada banyak hal yang membuka peluang untuk terjadinya perselingkuhan dalam perkawinan, salah satunya adalah kondisi hidup berpisah karena suami atau istri harus bekerja di kota lain. Selain itu, hadirnya pihak ketiga dan dorongan untuk selingkuh juga bisa disebabkan karena komunikasi yang macet, hubungan emosional yang menjadi dingin, adanya kebutuhan akan variasi dalam kehidupan seksual, dsb. Hal-hal tersebut sering mendasari timbulnya ketidakpuasan dalam kehidupan perkawinan, dan dalam kondisi demikian kehadiran pihak ketiga akan merupakan godaan yang sulit dihindari sehignga akhirnya terjadilah perselingkuhan.

Sebagai istri yang merasa dikhianati, wajar jika Anda terpukul, sedih, kecewa, marah, sakit hati dan benci ketika suami berterus terang bahwa dirinya selingkuh, meski ia bersujud mohon ampun dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Perasaan dibohongi, dikhianti dan dibodohi oleh suami menjadikan Anda kehilangan kepercayaan kepada suami. Meski dari bibir Anda terucap kata maaf, namun saat ini hati Anda belum bisa benar-benar memaafkannya, sehingga bayangan perselingkuhan itu masih terus menghantui Anda. Memang, memaafkan dan melupakan perbuatan suami serta menghilangkan bayangan kemesraan suami dengan wanita lain bukanlah perkara mudah. Namun, jangan jadikan anak-anak sebagai korban. Jangan libatkan mahluk-mahluk kecil tak berdosa dan tak berdaya itu ke dalam pertikaian orang tuanya, sebab dampak psikologis yang mereka alami akibat konflik ayah ibunya yang berkepanjangan akan membekas dan menimbulkan trauma kejiwaan yang akhirnya bisa mempengaruhi kehidupan mereka di masa mendatang. Jadi, tetaplah berkepala dingin, jangan abaikan mereka, prioritaskan pemenuhan kebutuhan bahkan ingatlah selalu akan nasib dan kesejahteraan anak-anak setiap kali hati Anda dikuasai kemarahan manakala teringat ulah suami yang tidak setia.

Jika saat ini Anda masih dikuasai emosi-emosi negatif, tenangkan diri sambil lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Anda perlu mengenali perasaan Anda sendiri, sebelum kemudian mampu untuk mengelola dan mengendalikannya. Jadi, untuk sejenak biarkan segala macam perasaan yang berkecamuk dalam hati itu muncul. Hayati dan cobalah untuk ikhlas menerimanya. Jangan ditekan atau pun ditahan-tahan karena emosi yang ditekan hanya akan menghabiskam energi yang diperlukan untuk membangun kembali kehidupan Anda. Energi negatif yang ditahan-tahan justru akan membuat diri Anda semakin dilingkupi kemarahan dan sulit untuk bisa berpikir dan bertindak positif. Selanjutnya, kendalikan diri Anda dan cobalah untuk berpikir secara realistis dan obyektif dalam memandang persoalan yang sedang dihadapi, agar keputusan atau tindakan yang Anda lakukan tidak merusak diri sendiri, anak-anak dan kehidupan perkawinan Anda selanjutnya. Kuncinya, kembangkan makna hidup yang positif, yaitu bahwa peristiwa itu sudah berlalu dan menjadi pelajaran bagi Anda. Jangan terus terpuruk dan terperangkap pada bayang-bayang perselingkuhan suami, karena hanya akan semakin merusak kehidupan perkawinan dan kesehatan mental Anda. Sesulit apapun usaha Anda untuk kembali mempercayai kata-kata suami, hargailah niatnya untuk tidak mengulangi perbuatannya. Manusia tak luput dari kesalahan. Dukungan seorang istri yang dengan tulus ikhlas memaafkan dan menerima kembali bisa jadi justru akan membuat suami benar-benar menyesal kekhilafanya dan menyadarkan dirinya bahwa Anda adalah istri yang patut dicintai dan dihormati dengan sepenuh hari. namun jika Anda merasa beban Anda terlalu berat, ada baiknya Anda berkonsultasi tatap muka dengan konselor perkawinan dan jika perlu terapi guna melepaskan tekanan emosional yang menguasai diri Anda.

Mengingat kondisi-kondisi yang bisa membuka peluang terjadinya perselingkuhan, coba fokuskan upaya untuk mengantisipasi dan menghindarinya agar peristiwa perselikuhan suami tak terulang lagi. Carilah waktu yang tepat untuk membicarakan dengan suami tentang kemungkinan ia mendapat mutasi pekerjaan sehingga bisa kembali berkumpul bersama keluarga, atau jika hal itu tidak memungkinkan, barangkali Anda dan anak-anak yang lebih mungkin mengikutinya pindah ke luar kota. Ajak suami untuk bersama-sama berupaya memperbaiki kuliatas hubungan emosional dan komunikasi Anda berdua, termasuk dengan berusaha kreatif dalam memanfaatkan waktu-waktu untuk kebersamaan suami istri. Jangan lupa , perkuat landasan keimanan dengan mendekatkan diri dan mohon perlindungan kepada Tuhan, agar senantiasa terhindar dari cobaan dan godaan apapun.

Demikian saran yang dapat saya berikan untuk Mbak Lisa. Memang, katanya wanita sulit untuk tidak melibatkan emosi dalam menghadapi masalah, akrena wanita cenderung lebib sensitif dan emosional dibandingkan pria yang sering dikatakan lebih rasional. Namun saya percata dengan ketegaran dan keikhlasan hati dalam menerima dan menyikapi peristiwa ini sebagai cobaan, Anda akan sanggup menata kembali dan membuka lembaran baru dalam kehidupan perkawinan Anda.

Maya Harry Psi

Selingkuh

Prof. Dr. Quraish Shihab, Lc, MA
Metro TV, 5 September 2004, 14.00 – 15.00 WIB
Disusun oleh :
ariefwiryanto@yahoo.com
http://ariefhikmah.blogdrive.com/archiv ... 4_o-0.html


Selingkuh, dari segi bahasa saja sudah mengandung makna negative.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, selingkuh mempunyai makna yang
banyak :
1. tidak berterus terang
2. tidak jujur atau serong
3. suka menyembunyikan sesuatu
4. korup atau menggelapkan uang
5. memudah-mudahkan perceraian

Kelima-limanya dapat terjadi pada waktu, kondisi apapun dan dapat
ditimbulkan oleh siapapun. Kelima-limanya tersebut tidak disukai oleh
agama dan telah disebut dengan pelanggaran, melanggar perintah Allah.
Jika kelima-limanya tersebut terjadi dalam keluarga maka telah terjadi
perselingkuhan dalam keluarga yang sekarang akan dibahas. Contohnya,
apabila seorang isteri diam-diam mengambil uang suaminya tanpa
memberitahu itu sudah termasuk selingkuh. Jika seorang suami
sebenarnya mendapatkan penghasilan 1 juta namun dilaporkan kepada
isterinya hanya 500 ribu, maka itupun sudah termasuk selingkuh. Puncak
selingkuh dalam keluarga adalah salah satu pihak telah menjalin
hubungan dengan pria/wanita idaman lain (PIL/WIL) tanpa sepengetahuan
pasangannya.

Ada ayat dalam Al-Quran, Surat An-Nisa yang menjelaskan bahwa betapa
dekatnya arti pasangan dengan diri kita sendiri, bahkan jikalau memang
harus bercerai, mahar yang telah diberikan kepada isterinya dahulu
tidak boleh diminta kembali. Berikut bunyinya :

"Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain,
sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta
yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang
sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan
yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?". (QS.4:20)

"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah
bergaul (bercampur/AFDHO) dengan sebagian yang lain sebagai
suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu
perjanjian yang kuat." (QS. 4:21)

Mari lihat lebih dalam lagi sebenarnya apa arti AFDHO dalam Surat 4:21
diatas. AFDHO berasal dari kata FADHO yang artinya angkasa luar.
Angkasa luar itu mempunyai ruang yang sangat luas, tanpa batas dan
terbuka. Karena itu hendaknya hubungan suami isteri semestinya seperti
angkasa luar ini, tidak ada batas di antara suami isteri, dan
se-terbuka-terbukanya diantara keduanya. Kalau masih ada gengsi,
takut-takut dan sembunyi-sembunyi terhadap sesuatu sekecil apapun
diantara keduanya maka belum mengikuti kehendak dan keinginan Allah
tersebut. Allah menginginkan antara kita dan pasangan kita adalah
saling terbuka. Pasangan adalah diri kita.

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari diri kamu, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu mawaddah dan rahmah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir."(QS.30:21)

Kita lihat ayat diatas. Allah mengatakan Dia telah menciptakan
untukmu isteri-isteri dari diri kamu. Apa maknanya ? Maknanya adalah
pasangan kita sesungguhnya adalah diri kita. Maukah kita merugikan
diri Anda sendiri dalam arti merugikan pasangan Anda ? Maukah Anda
menyakiti diri sendiri artinya menyakiti pasangan Anda yang merupakan
diri Anda sendiri ? Pasangan kita adalah diri kita. Apabila kita
menginginkan sesuatu maka sebelum kita mengucapkan, suami/isteri kita
sudah dapat menebaknya dengan tepat apa yang kita inginkan, karena dia
adalah diri kita. Begitu juga sebaliknya karena kita juga adalah
dirinya. Semakin terjadi persesuaian suami-isteri, akan semakin
bahagia mereka.

Hidup bersama dengan pasangan, mempunyai arti sesungguhnya yang amat
dalam. Hidup itu adalah ditandai dengan gerak, bisa merasakan dan
dirinya tahu. Kalau Anda hidup bersama dengan pasangan, maka gerak
langkah secara bersama, pengetahuan Anda dan pasangan bersama-sama
tahu dan mencari tahu terhadap segala hal dan masalah yang sedang
dihadapi, dan Anda bersama pasangan Anda mempunyai perasaan yang sama.
Kalau pasangan Anda tidak menyukai sesuatu pada diri Anda, maka
ubahlah diri Anda. Kalau pasangan Anda tidak menyukai dan tidak
meridhai poligami, maka jangan Anda lukai diri Anda sendiri (pasangan
Anda) dengan poligami.

Dalam ajaran Islam, ada perintah musyawarah. Dalam Al-Quran,
musyawarah ini digunakan 3 x, yaitu musyawarah untuk pujian,
musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat dan musyawarah dalam hidup
berumah tangga. Jadi dalam hidup berumah tangga, tidak ada yang
tertutup sedikitpun, dan musyawarah membutuhkan kejujuran. Jadi jangan
menyembunyikan sesuatu pada pasangan Anda.

"Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. …. dan musyawarahkanlah di antara kamu
(segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya." (QS.65:6).

Ada kasus khusus, memang ada sesuatu dalam kehidupan berumah tangga
berbohong dibenarkan dalam rangka menyenangkan pasangan, yaitu gombal
pada pasangannya. Begitu juga menyembunyikan sesuatu kalau dalam hal
kemaslahatan bersama dan bukan untuk kepentingan pribadi, hal ini
dapat dibenarkan oleh Allah. Dalam sebuah hadits, ada seorang isteri
sedang sendirian bersama anaknya yang sedang sakit keras,
suaminya sedang pergi mencari nafkah dan sudah lama perginya karena
jaman dulu pergi mencari nafkah itu betul-betul memakan waktu lama,
tidak ada transportasi yang cepat seperti sekarang. Anaknya yang
sedang sakit ini, kemudian meninggal. Tak lama kemudian, suaminya
pulang. Sesampai di rumah, suaminya menanyakan bagaimana kabarnya dan
kabar anak mereka berdua ? Dijawab sang isteri karena tidak ingin
memberikan berita buruk sebelum suaminya pulih betul istirahatnya,
"anak kita sedang istirahat setenang-tenangnya". Tenanglah suaminya
karena tidak ada masalah dalam rumah yang kemarin ditinggalkannya.
Kemudian sang isteri melayani suaminya sepanjang malam. Esok paginya
setelah suaminya bangun dan segar, kemudian isterinya baru mengabarkan
keadaan anaknya yang sebenarnya pada sang suami, bahwa anaknya sudah
meninggal, keadaannya sudah setenang-tenangnya. Sang suamipun sedih
dan juga terenyuh akan kesabaran isterinya tapi sudah lebih kuat
sehingga bisa menjadi tumpahan kesedihan dari sang isterinya
sebaliknya atas kematian anak mereka.

Puncak perselingkuhan adalah perzinaan dengan pria/wanita lain. Dasar
kehidupan rumah tangga adalah kepercayaan. Saling percaya di antara
pasangan adalah hal yang paling pokok. Jika tidak ada lagi rasa
percaya dan saling curiga maka perkawinan sudah bisa lagi berjalan.
Apalagi jika salah satu menuduh pasangannya berzina dengan orang
lain maka sudah masuk kategori cerai/thalaq abadi. Jika thalaq 1,
thalaq 2 bahkan thalaq 3 (dalam thalaq 3 ada catatan telah
menikah dulu dengan orang lain), suami bisa balik lagi kepada
isterinya untuk menikah lagi atau sebaliknya (rujuk). Tapi kalau
sudah menuduh berzina dengan 5 x ucap (Li'an) maka otomatis telah
terjadi thalaq/cerai abadi. Hal itu terjadi karena mereka sudah
tidak lagi saling percaya, sudah musnah rasa kepercayaan
masing-masing. Tidak ada lagi kepercayaan maka tidak bisa balik.

"Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka
tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka
persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,
sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah)
yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang
yang berdusta." (QS. 24:6-7).

Karena itu, suami isteri dituntut untuk menghindarkan diri dari
kecurigaan, dengan cara saling terbuka. Seringkali perceraian
terjadi karena tidak adanya keterbukaan, dan ini sudah termasuk
selingkuh.

Keterbukaan dan kejujuran ini bahkan sejak semula jauh sebelum
pernikahan masih dalam rangka saling kenal mengenal sudah harus
diterapkan.

Dalam sebuah hadits, disebutkan pesan Nabi, apabila salah seorang
kamu mendatangi perempuan untuk dinikahi dan kamu menggunakan semir
rambut, katakan kepadanya bahwa rambutmu telah disemir.

Kehidupan berumah tangga yang kita hadapi adalah berinteraksi dengan
manusia bukan dengan alam. Manusia mempunyai perasaan. Timbulnya
segala sesuatu termasuk pada diri manusia itu dimulai dengan adanya
benih, termasuk cinta. Benih itu timbulnya dimulai dari perasaan. Oleh
karena itu jika cinta ditujukan pada orang lain bukan pada isteri atau
suaminya sendiri, hendaknya buru-buru disingkirkan. Jangan mengatakan
bahwa "saya ga bisa menghapus cinta ini kepada dia (bukan
suami/isterinya)". Ada sebagian orang menyerah seolah dia tidak
berdaya menghadapi perasaan yang timbul dalam dirinya karena
mencintai orang lain yang bukan suami/isterinya, yang barangkali itu
adalah cinta pertamanya atau sebab-sebab lainnya. Dia terus saja
mengalah tidak berdaya, mengikuti dan menuruti kemauan hatinya yang
sudah ternoda itu. Kemudian dengan mudahnya, ia menggunakan dalih
taqdir yang menyebabkan dia bisa cinta ke orang lain tersebut.

Padahal ada kesalahan yang disebabkan karena kita sadar dan ada pula
kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan kita. Kesalahan yang
disebabkan kecerobohan ini, contohnya adalah bila ada seorang
perempuan yang diminta untuk menjaga seorang bayi yang sedang
tertidur, kemudian perempuan itu pergi mengobrol dengan tetangganya
dan terlena berjam-jam mengobrolnya. Ketika perempuan itu kembali
ke bayi dan rupanya bayinya sudah terjatuh dari tempat tidur, maka
bisakah kita katakan itu karena taqdirnya sang bayi ataukah disebabkan
karena kecerobohan perempuan itu ? Tentu, karena kecerobohan
perempuan itu dalam menjaga sang bayi. Nah, begitu juga dengan
perasaan dan cinta kita kepada orang yang bukan suami/isteri kita
sendiri, apakah itu disebabkan karena taqdir atau kecerobohan kita
terlena pada cinta dan perasaan itu berjam-jam, berhari-hari bahkan
bertahun-tahun yang bersemayam dari hati dan perasaan kita ?

Allah sudah melengkapi perangkat-perangkat di dalam diri agar kita
bisa terlepas dan bebas, dan mampu membersihkan kesalahan-kesalahan
kita yang lalu. Semua tergantung dari kesungguhan yang kita lakukan.
Karena itu, segeralah untuk menghapus cinta dan perasaan pada orang
yang bukan suami/isteri kita dan segera menyingkirkannya bukan
sekedar mengubur cinta yang bukan untuk pasangannya. Karena kalau
sekedar menguburnya, sesuatu itu masih ada terpendam yang
sewaktu-waktu baik secara sadar atau tidak kita bisa membongkarnya
kembali, berbeda halnya jika kita menghapusnya tuntas. Jika benih itu
tidak segera disingkirkan maka lama-lama akan menjadi besar dan
bertambah, dan akhirnya bisa menguasai jiwa dan menjadi dorongan,
syetan nanti akan terus membantu jika tidak ada niatan atau tekad yang
kuat untuk menyingkirkannya. Tidak ada dalih yang dapat dibenarkan
sedikitpun tentang hal ini sejak masih dalam benih apalagi sampai
besar. Jangan diperturutkan hati dan perasaan yang salah. Apalagi jika
membayangkan orang lain (bukan suami/isterinya) dalam berhubungan
seks itupun sudah termasuk selingkuh, yang sejak dini berupa benihpun
(masih dalam bayangan/imajinasi) tersebut untuk segera
disingkirkan.

Ketidakjujuran juga termasuk benih dalam kehidupan berumahtangga,
segera singkirkan pula. Ketidakjujuran jika terus dibiarkan dapat
mengantar mereka kepada saling tidak percaya.

Pekerjaan-pekerjaan itu ada yang dilakukan oleh hati dan juga oleh
anggota badan. Pekerjaan-pekerjaan hati dan pikiran adalah berfikir,
berimajinasi dan berfantasi, jika pekerjaan-pekerjaan hati tersebut
tidak mengarah kepada kebaikan segera singkirkan dan hapus, seperti
imajinasi fantasi kepada orang lain bukan kepada suami/isteri Anda
segera musnahkan. Kita harus memadamkan api sebelum dia berkobar.
Jangan perturutkan hati dan terlena karenanya sedini mungkin.

Jadi selingkuh mempunyai arti yang banyak dan tidak hanya sebatas
selingkuh secara fisik tapi bisa karena hati dan pikiran
(imajinasi/fantasi). Segera singkirkan sedini mungkin. Dan untuk
mencegahnya, dalam hidup berumah tangga diperlukan adanya keterbukaan
& kejujuran sebagai dasar pokok.

Tanya Jawab :
- Tanya : Bagaimanakah dengan Nikah Sirri ?
- Jawab : Kembali dulu kepada pengertian nikah sirri yang
sebenarnya. Nikah Sirri adalah nikah yang dirahasiakan dimana
kerahasiannya itu sampai batas-batasnya, hanya merahasiakan pada
orang lain. Batas-batasnya itu sampai dimana ? Batas-batasnya adalah
adanya wali perempuan, mempelai laki dan wanita, dan 2 orang saksi,
lalu ditambah aturan dalam Negara kita adalah tercatat dalam KUA. Jadi
Nikah Sirri itu sama dengan pernikahan biasa, hanyasanya nikah sirri
tidak dirayakan. Jika ada seorang menikah kemudian dia meminta utk
orang lain agar mengatakan bahwa dia belum menikah padahal sudah
menikah (apalagi berbohong pada isterinya), nah ini sudah diluar batas
dan dilarang oleh Allah, karena itu termasuk berbohong dan dusta.
Allah menyuruh jika kita menikah harus diumumkan.
Nikah yang tidak diketahui oleh isteri (apalagi tidak
diridhai/disukainya), itu dilarang dalam Islam sesuai dengan
pembahasan diatas, karena tidak jujur.

Apabila memang berniat untuk menikah lagi atas kesepakatan kedua
belah pihak, keridhaan dan keinginan kedua belah pihak karena
alasan-alasan yang dapat diterima menginginkan keturunan yang tidak
diperoleh melalui isterinya (Tafsir Al-Misbah Vol.3, Surat An-Nisa:4),
maka menikah lagi bagi sang suami tidak dilarang menurut agama.

Sekarang banyak fenomena dimana sang isteri tidak mengetahui,
suaminya mempunyai isteri-isteri lain dan anak-anak lain, karena
sembunyi-sembunyi dan tidak jujur pada isterinya. Selain itu, juga
banyak fenomena terjadi pemaksaan kehendak suami untuk menikah lagi.
Ini tidak diridhai oleh Allah karena sudah termasuk selingkuh.

- Tanya : Bagaimana jika kita tidak jujur pada anak-anak kita ?
- Jawab : Ada suatu pengertian yang hendaknya orang tua dan
anak harus mengerti sampai dimana batas anak harus berbakti pada orang
tuanya. Menurut Rasyid Ridha bahwa bukan termasuk anak berbakti
kepada orang tua apabila dengan cara mengikuti semua kehendak dan
keinginan orang tua menyangkut hak-hak anak. Orang tua menyuruh anak
dengan memaksa, maka itu sudah melanggar hak anak untuk bebas memilih.
Apabila anak mengikuti dengan terpaksa maka itu bukan dikategorikan
anak telah berbakti kepada orang tuanya.


--
Wassalamualaikum wr.wb,

Arief Wiryanto
http://ariefhikmah.blogdrive.com

Mari Membincang Selingkuh

Di sebuah tempat makan, saya ketemu seorang pria dengan dua wanita. Satu jepretan sembunyi-sembunyi berhasil merekam momen di mana kemesraan wanita satu membuat wanita lain tampak cemburu. Atau sekadar ekspresi tanpa makna?.

Dua pria yang baru saja wafat ditanya malaikat penjaga gerbang sebelum masuk ke alam baka.

“Bagaimana ceritanya orang semuda kamu bisa ada di sini?” tanya malaikat kepada orang pertama.

“Sewaktu di kantor, saya diberitahu tetangga kalau istri saya sedang berselingkuh dengan laki-laki lain di salah satu kamar di lantai 10 sebuah hotel. Karena itu saya langsung ngebut menuju hotel dimaksud. Sampai di kamar saya obrak-abrik seisi kamar untuk mencari laki-laki itu. Saya marah sekali karena laki-laki itu tidak saya temukan. Saya lempar apa saja yang ada di hadapan saya keluar jendela, termasuk koper yang ada di samping tempat tidur. Saking emosinya, saya terkena serangan jantung.”

“Kalau kamu?” malaikat menunjuk orang ke dua.

“Emmm… hal terakhir yang saya ingat, saya bersembunyi di dalam koper di sebuah kamar hotel…”

***
KISAH perselingkuhan menjadi berita biasa di kalangan selebriti kita. Setiap hari, tayangan-tayangan infotainment di televisi menyuguhkan berita gonjang-ganjing rumah tangga artis, yang sebagian besar bermula dari perselingkuhan, bukan saja dilakukan oleh suami, tetapi juga istri.

Saya tak mengikuti banyak, tapi setidaknya cukup mengingat kisruh rumah tangga pasangan Ray Sahetapy dan Dewi Yul, yang meletus karena Ray kepincut wanita lain. Kemudian prahara rumah tangga Eel Ritonga dengan Dea Mirella, yang berujung perdamaian, meski Eel akhirnya mau mengakui bahwa dia memang selingkuh dengan wanita bernama Dian.

Terakhir, yang masih hangat, adalah kisah kelabu biduk rumah tangga Nia Paramitha dengan Gustiranda, yang hari-hari terakhir ini memasuki masa genting setelah Gusti menggugat cerai. Yang menarik, gugatan cerai itu digosipkan bermula dari perselingkuhan Nia dengan seorang politisi, yang membuat Nia hamil (lantas keguguran) – padahal Gustiranda sendiri dikabarkan sudah melakukan vasektomi, operasi pemotongan saluran sperma yang membuatnya tak mungkin lagi membuahi rahim wanita, sehingga, kehamilan istrinya itu hampir pasti terjadi berkat campur tangan (dan campur benih, tentu saja) pria lain.

Di masyarakat, sebenarnya, perselingkuhan juga telah menjadi cerita biasa. Bedanya, tak sampai ribut-ribut di televisi karena bukan selebriti. Hubungan asmara seorang pria beristri dengan wanita lain, atau seorang wanita bersuami dengan pria lain, seolah merupakan gejala sosial yang diakui sudah ada bahkan sejak zaman baheula. Tak jarang malah yang berselingkuh itu adalah suami orang dengan istri orang. Artinya, sepasang manusia yang sudah punya pasangan masing-masing, membangun kisah cinta baru yang lebih gila.

Selingkuh juga dipahami bukan sekadar hubungan fisik, semisal kegiatan mesum dua manusia bukan muhrim yang salah satu atau salah duanya sudah memiliki pasangan. Perselingkuhan bisa terjadi bahkan meski hanya sebatas pikiran, karena pengertian selingkuh adalah “hubungan gelap” di luar “hubungan terang”. Dan ini tidak melulu ada urusannya dengan seks, karena setiap hubungan intim di luar keintiman yang seharusnya, bisa disebut selingkuh juga.

Ketika seorang pria pehobi mancing lebih sering berintim dengan kolam, umpan dan ikan, menghabiskan waktu untuk memancing dan cenderung melupakan istri, maka itu pun bisa disebut sebagai berselingkuh. Kawan selingkuhnya adalah mancing. Ketika seorang suami nyaris tak punya waktu untuk anak istri karena sibuk mengurusi pekerjaan, maka dia telah berselingkuh. Selingkuhannya adalah pekerjaan.

Di kala seorang pejabat lebih mengurusi urusannya sendiri, lantas melupakan keintimannya dengan rakyat, boleh dong kita vonis bahwa si pejabat telah berselingkuh. Korban selingkuhnya adalah rakyat. Oh iya, di dunia politik, selingkuh juga mulai jadi istilah lumrah. Misalnya, ketika fraksi sini yang berkoalisi dengan fraksi situ, ternyata berselingkuh dengan fraksi sana.

Yang paling berbahaya adalah berselingkuh dari Tuhan, ketika seseorang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya kepada Sang Pemilik Cinta. Perselingkuhan jenis ini sangat jelas hukumannya, langsung dari Sang Penghukum, yang dalam kitab-kitab suci telah ditulis bahwa Ia tak pernah mau di-dua-kan.

Toh, di antara sekian banyak pengertian selingkuh itu, yang paling menarik memang selingkuh dalam urusan seks dan cinta. Tengoklah film dan sinetron dari zaman dulu sampai sekarang, cerita-ceritanya paling banyak soal perselingkuhan. Dengarlah lagu-lagu dari masa lalu hingga hari ini, tak bergeser jauh dari kisah cinta bercabang.

Sepertinya sudah tabiat manusia suka mencoba hal baru, sekaligus bosan dengan hal lama. Mudah tergoda dan gampang menjadi penggoda. Selingkuh akhirnya menjadi semacam jalan keluar; membangun hubungan baru tanpa harus meruntuhkan hubungan lama. Berbaik-baik dengan istri di rumah, sekaligus bermanis-manis dengan “sephia” di rumah yang lain. Selama silent mission berjalan mulus, persetanlah dengan urusan halal-haram, bermoral atau amoral. Gonjang-ganjing baru akan terjadi setelah ketahuan. Dan, buat pelaku selingkuh, itu namanya kecelakaan.

Sulit berharap perselingkuhan akan musnah, sesulit orang meraih kesetiaan. Seperti juga iman, ini memang soal pilihan; kita punya otoritas memutuskan ingin menjadi baik atau menjadi buruk hidup kita. Karena itu, silakan memilih, tanggung sendiri risikonya.

***
Nana, gadis muda, sebenarnya sudah punya pacar. Namun godaan seorang pria membuatnya mabuk kepayang dan akhirnya berselingkuh. Pria yang mengaku bekerja di perusahaan percetakan di kota lain itu dikenalnya di sebuah kafe.

Singkat cerita, perselingkuhan itu semakin menjadi, sampai akhirnya Nana diketahui hamil, sementara si pria teman selingkuhnya itu sudah kembali ke kota asalnya.

Mengetahui hal itu tentu saja orangtua Nana tidak terima dan berniat menuntut si pria agar bertanggung jawab. Karena tak tahu alamat rumah pria itu, keluarga akhirnya mengirim surat ke kantor percetakan tempat pria itu bekerja.

Beberapa hari kemudian, datang surat balasan, yang isinya hanya satu kalimat;

“ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN!!!” ***


9 Komentar untuk “Mari Membincang Selingkuh”

  1. Gravatar Icon 1 dede yanti

    mungkin ini bisa jadi cerita buat temen2 (nama orangnya aku rahasiakan) …

    bermula pada saat aku en temen2 lagi jalan2 di kambang aku bertemu dengan temen lama ku dan ternyata dia sedang hml alias hamil ….. dan yang paling menyakitkan adalah orang yang selama ini menghamilinya adalah teman dekat or pacarku …. kebanyangkan sakitnya hatiku pada saat itu temenku minta pertanggungjawaban pacarku.. ( hikhikhikssss sedih…) tapi aku belum terima pada saat itu bahwa aku mesti melepaskan orang yang sedah bersamaku selama hampir 3 tahu terakhir ini…. aku lari dan tak melihat kekanan dan kekiri (kayak lagu yach.. ) dan yang pasti aku terjatuh dan kurasa dunia ini berputar-putar .. pas aku sadar ternya aku udah ditempat tidur rumah sakit en kakiku patah … rupanya selam 2 hari aku tidak sadarkan diri dan menyusahkan orang tua beserta keluargaku … setelah 2 minggu dirumah sakit tanpa mendapatkan kabar dari pacarku aku merenungi nasibku ini dan selalu mencoba menghubunginya . Apa yang kudapat hanya mailbox dari jawaban ponselnya dan lagi gak ada dirumah jawaban dari pembantunya … dimana kamu dimas aku lelah mencarimu padahal aku sedang membutuhkan belai kasih sayangmu…
    keterpurukanku bertambah setelah aku menerima undangan pernikahanya yang ternyata selama ini mereka berdua merencanakan pernikahan.. kebayangkan hati ini sudah sakit dan bertambah sakit.. aku menangis sekuat tenaga dan berontak tapi apa daya aku sedang sakit ini…
    Tuhan betapa berat cobaan yang kurasakan ini.. biarlah waktu yang akan menolongku ini . Berat rasanya membaca undangan ini .. Ya Allah tolongla aku berikan aku kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan..
    Kutegarkan hati untuk datang kepesta pernikahan mereka dengan menggunakan tongkat aku hadir dipesta yang lumayan meriah dan ramai tampak terlihat mereka bahagia dan aku naik kepodium untuk mengucapkan selamat dan mereka menatapku dengan wajah memelas untuk memohon ampun.. Ya Allah hati ini kutegarkan dan jangan perlihatkan betapa hancurnya aku.

  2. Gravatar Icon 2 dede yanti

    tapi rupanya biarpun setegar apapun aku ini manusia biasa dan aku roboh dipanggung dan pingsan.. setelah sadar aku sudah dirumahku dan dikelilingi keluargaku. Mereka memberi nasihat kepadaku untuk melupakan dimas..
    Hampir 6 bulan lamanya aku pindah ke kota lain untuk memulihkan kesehatanku dan menghindari dimas memang ini sudah takdirku… aku berlibur dibali dan selalu mencari kesibukan … dimas dimanapun kamu berada aku selalu menyimpan kenanganmu didalam lubuk hatiku…
    betapapun kamu menyakitiku tetap hati ini belum bisa mengapus memori tentangmu..
    Tibalah saatnya aku pulang ke palembang dan aku sudah sembuh total tidak bertongkat dan berjalan dengan lancar.
    Mungkin ini memang garis tuhan aku bertemu dengan dimas dan lila dibandara dengan menggendong bayi .. itu pasti bayi mereka.. aku menghindar tetapi lila keburu melihatku dan mengejarku disertai teriakan Dela ….. Tuhan aku sadar siapa aku kini jangan menambah bebanku lagi.
    Mereka memelukku seraya meminta maaf yang paling besar agar aku memaafkan mereka berdua.
    Aku pergi tanpa memperdulikan mereka Terima kasih tuhan cukup sampai disini aku melihat mereka …
    Jangan perlihatkan sakit hatiku ini…
    Pesawat membawaku terbang pulang ke Palembang dan aku disambut keluargaku dengan penuh suka cita.. Pulang Aku Ke Palembang.
    Seminggu setelah aku pulang aku melamar pekerjaan di sebuah perusahaan asing bidang perkayuan dan memang mungkin ini nasib baikku aku diterima disana dan seminggu kemudian aku bekerja disana sebagai karyawati .. Ini kebetulan yang sangat tidak aku percaya dimas bekerja disana juga hanya berbeda departemen… Tuhan aku langsung ingin berhenti bekerja disana tetapi aku butuh pekerjaan.. hati kecilku mengatakan tak usah menghindar toh pasti kapan

  3. Gravatar Icon 3 dede yanti

    pun aku dan dimas akan bertemu juga biarlah ini menjadi rahasiaku dan dimas .. Ketegaran hati ini terkoyak juga takkala kami bertemu dalan acara managemen talk yang mengharuskan kami berdua untuk berinteraksi satusama lain.. tapi aku tetap seperti tidak mengenal dimas hanya seperlunya aku berbicara dengan dimas .. dimas sepertinya tetap ingin berbicara degan ku tapi aku bungkam seribu bahasa…
    Hanya berselang 3 bulan aku bekerja disana Dimas mengajakku berbicara untuk memohon maaf dariku .. Aku tak kuasa menolak biarlah ini menjadi pembicaraanku dan dimas untuk pertama dan terakhir kalinya…
    Kami berdua makan siang di sebuah rumah makan didekat kantorku dan dimas menceritakan kenapa lila bisa hamil dan kenapa dimas yang disalahkan… ternyata selama ini lila menyimpan dendam kepada ku karena ayahnya kini menjadi ayah tiriku.. (namun kini sudah berpulang) siapun yang menyayangiku akan dihancurkannya terutama Dimas . Tuhan seperti disambar petir hatiku saat itu .. namun aku bukan wanita bodoh yang langsung percaya dengan kata2 dimas .. makan siang itu terasa hambar dan kamipun kembali kekantor dengan diam seribu bahasa .
    Itu sudah menjadi masa lalu ku dan aku ingin menghapusnya.
    Tapi bayangan dimas tetap menghatuiku dan dimaspun sering memberikan hadiah dan meneleponku sekadar menanyakan kabarku dan itu terjadi setiap hari baik dikantor maupun dirumah/….
    Aku kemudian membukaan hatiku buat dimas dan kamipun sering makan siang bareng atau saling menghubungi dengan menggunakan nomor yang dirahasiakan… Aku sepertinya menemukan dimasku yang dulu yang perhatian dan sayang kepadaku …
    Aku tahu aku bermain api dan aku takut nanti akan membakar diriku sendiri.
    Ada seorang pemuda jawa yang untuk aku bilang dia manis dan aku mulai menyukainya dan ternyata dia pun menyukaiku kamipun mengikrarkan janji bahwa kami pacaran …. akupun melupakan dimas dan dimas tidak terima dia mulai melakukan kecurangan dengan menfitnah dan menyebarkan gosib untuk mas azar (nama pacarku yang baru) dasar orang jawa biarpun disakiti tetap saja tegar menerima cobaan..
    Dimas keterlaluan dan aku akhirnya berhenti bekerja dan kemudian disusul oleh masku kamipun pindah kerja …
    Tuhan biarkan aku damai dengan mas azar jangan biarkan dimas meng

  4. Gravatar Icon 4 dede yanti

    hantui kehidupan kami ini…
    Kami akan menikah dan aku menceritakan tentang siapa dimas dan kehidupan ku dahulu… Alhamdulillah mas azar menerimaku apa adanya dan kami berdoa supaya dimas bahagia dengan keluarganya dan tidak mencampuri hidup kami lagi ………
    tiga bulan lagi menjelang pernikahan kami dimas lalu hadir kembali dan memohon kepadaku untuk membatalkan pernikahan ini dan menikah hanya dengan dia.. (dimas) aku menolak dan diapun mengancam akan menghancurkan siapa saja orang didekatku…
    Ternyata dia bercerai dengan lila setelah membongkar aib lila yang berselingkuh dan anak lila bukan anak dimas …. malang sekali nasibmu dimas … tapi aku bimbang antara memilih diantara 2 pilihan yang berat ..Aku sayang kepada mas azar dan aku kasihan kepada dimas … Tuhan yang mana pilihan ku.. kenapa hidupku dipersulit………
    Aku memilih mas azar dan untuk menjauhkan kami dari masalah aku dan mas azar menikah di bali dan kami bekerja disana sampai aku menulis inipun aku tidak mengetahui keberadaan dimas sekarang .. dan aku tidak ingin membuat mas azar menderita karena aku selalu ingat kepada dimas…
    kami sedang menunggu kehadiran buah hati kami yang pertama doakan kami yach…

    cerita ini akan ku sambung kembali apabila kalian menginginkan ku sambung dan kirim saja email ke kaka_damayanti@yahoo.co.id untuk berkenalan dengan ku dan suamiku beserta anak kami… terima kasihhh…

    dan buat dimas apabila kamu membacanya tolong jangan ganggu kami lagi semoga kamu menemukan tambatan hatimu yang baru … salam hangat dari YORI


Selingkuh Bukan Cuma Seks!

Rino (nama samaran), 43, terduduk lemas. Perselingkuhan istrinya membuat pria pekerja keras itu kaget, geram, tak percaya, kecewa,dan pasrah. Hancur sudah harapannya memiliki sebuah rumah tinggal.

Luluh lantak juga upayanya menyisihkan gaji bulanan, selama sepuluh tahun terakhir. Semua gara-gara selingkuh, kuh, kuh!

Lima belas tahun lalu, Rino menikahi wanita yang dicintainya, sebut
saja Tina (38) di Yogyakarta. Dua tahun kemudian, setelah anak
pertama lahir, mereka pindah ke Jakarta. Mereka mengontrak sebuah
rumah di kawasan Cileduk. Karena lingkungan rumah itu dirasa kurang
sehat, dua tahun kemudian Rino memboyong keluarganya ke Kebonjeruk.
Rumah mungil itu penuh pepohonan, sehingga hobi Rino bercocok tanam
agak tersalurkan.

Malu lima tahun menjadi "kontraktor" alias pengontrak rumah, Rino
dan Tina sepakat menyisihkan gaji bulanan untuk membeli rumah
sendiri. Uang tabungan ini disimpan dalam rekening bank atas nama
Tina. Rino pun minta izin pulang agak malam, untuk
mencari "tambahan" penghasilan, membantu bisnis percetakan temannya
di kawasan Kedoya.

Sepuluh tahun berlalu, Rino merasa, sudah waktunya mereka memiliki
rumah sendiri. Apalagi tabungan di bank sudah cukup, harga properti
pun sedang miring. Makanya, dia begitu sumringah ketika seorang
teman kantor menawarkan sebuah rumah di daerah Srengseng, Jakarta
Barat. Harganya pas di kantung, kondisi rumah plus lingkungannya oke
punya.

Sore itu, dengan hati berbunga, Rino memarkir motor di teras rumah
yang sudah dikontraknya 11 tahun. Tina yang sedang menyetrika,
ditariknya ke dalam kamar. "Aku sudah menemukan rumah. Suasananya
sejuk seperti di sini. Harganya pun terjangkau." Anehnya, air muka
Tina berubah drastis. "Besok kita lihat ke sana. Aku sudah kasih
persekot," bujuk Rino.

Makin aneh, Tina malah menangis. "Maaf, Mas," akhirnya dia
bicara, "Uangnya sudah kupakai membantu perawatan bapak tempo hari,
dan membantu kuliah Dik Anto dan Dik Wanti. Sisanya tinggal Rp 20
juta saja." Byar! Bagai tersambar petir, Rino langsung tak berdaya.
Nyaris pingsan dia.

Kartu kredit bengkak

Kasus yang dijumput dari ruang praktik Dr. Sukiat, ahli psikologi
klinis khinis yang juga konselor perkawinan ini, konon bisa
digolongkan perselingkuhan. Lo, kok begitu?
Ya, "Yang dimaksud berselingkuh adalah perbuatan yang dianggap
menyimpang dari kesepakatan bersama, dan dilakukan tanpa
sepengetahuan pihak lain," kata Sukiat meluruskan.

Psikolog yang pernah bikin geger dengan hasil penelitiannya di suatu
majalah, bahwa dua dan tiga wanita Jakarta memiliki PIL (pria idaman
lain) ini menyayangkan sikap Tina yang tidak berterus terang pada
suaminya, tentang penggunaan uang tabungan itu. Jika sejak awal
dibicarakan, tentunya Rino bisa memahami, sehingga ia tidak
terlanjur memiliki angan-angan muluk tentang sebuah rumah masa depan.

Alhasil, sudah dua tahun terakhir ini pasutri yang dulu bahagia itu
tak bertegur sapa. Susah payah Sukiat mendamaikan perang dingin itu.
Menurut staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini,
kasus sejenis cukup sering terjadi. Selain Rino-Tina, juga Rendy
(nama palsu), 35, bernasib serupa. Staf pimpinan cabang sebuah bank
yang pernah lolos likuidasi ini mempercayakan pengelolaan keuangan
rumah tangga pada istrinya yang cantik, Meiske (bukan nama asli),
33, jebolan sekolah sekretaris.

Sejak pandangan pertama, Rendy memang tertarik pada kepandaian
Meiske merawat penampilan. Walau anak mereka sudah dua orang,
penampilan istninya itu tak beda jauh dengan saat masih gadis.
Namun, manisnya cinta luntur perlahan oleh tagihan kartu kredit
Meiske yang sejak setengah tahun ini grafiknya menanjak terus. Rasa
cinta Rendy membuatnya tumpul di hadapan Meiske.

Buntutnya, Rendy meledak juga, ketika dua bulan terakhir itu tagihan
kartu kredit melebihi gaji bulanannya. Berarti, ia harus berutang
untuk menutupinya. Dari hasil "interogasi" terungkap, gaya hidup
istrinya itu amat mahal. Biaya salon, sandang dan pangan, serta
ongkos pergaulannya, biasa diatasi dengan menggesek kartu kredit.
Belum lagaknya yang bak
nyonya besar saat di arisan. Suka memberi pinjaman, tapi gengsi
menagih. Pantas saja Rendy kebobolan.

Yang paling menyakitkan hati Rendy banyak informasi dan sumber resmi
dan terpercaya, sejak setahun belakangan ini Meiske memiliki PIL.
Belum sebulan lalu, Rendy memutuskan bercerai, bukan karena ia
merasa otot-ototnya kalah besar dengan pacar Meiske yang pelatih
kebugaran itu, tapi ia merasa dikhianati dan dibobongi. Jika
dimaafkan, di masa depan pasti Meiske akan mengulangi lagi dengan
derajat perselingkuhan lebih canggih.

Kasus perselingkuhan, memang ibarat makanan basi. Walaupun dibungkus
rapi, suatu saat akan mengeluarkan aroma tak sedap. Sumarni (63),
misalnya. Selama 40 tahun mendampingi Broto, mantan karyawan salah
satu maskapai penerbangan, seorang figur suami dan ayah ideal yang
setia dan mencintai keluarga. Rumah tangga mereka membuahkan enam
orang anak dan 11 cucu. Sayang, dua tahun lalu Broto meninggal dunia
karena serangan jantung.

Suatu pagi, saat menyuapi cucu, seorang pemuda mengetuk pintu pagar.
Karena mengonfirmasi alamat Pak Broto, ia dipersilakan masuk dan
duduk di teras. Sumarni terheran-heran mendengar kisah si pemuda
asal Malaysia yang mengaku telab bertahun-tahun mencari ayahnya. Ia
yakin ayahnya masih hidup, meski sejak kecil ibu dan keluarganya
bilang, sang
ayah sudah meninggal. Si pemuda lantas mengeluarkan sebuah foto.
Foto seorang ayah sedang menggendong bayi. Foto itu, ternyata, foto
Broto!

Sumarni hampir pingsan. Tampaknya, ketika bertugas setahun di negeri
jiran, suaminya yang baik hati itu berselingkuh, hingga punya anak.
Untunglah, nenek bijak itu cepat menguasai diri. Ia bahkan
mengantarkan anak tirinya itu berziarah ke makam Broto. Ketabahan
hati yang dipuji oleh Sukiat. Meski ceritanya mungkin akan berbeda,
jika Broto masih hidup.

Banyak jalan selingkuh

Tak dipungkiri oleh Sukiat, ketika tahu pasangannya selingkuh, umumnya reaksi suami atau istri pasti frustasi atau kecewa berat. Sebab, harapan agar pasangan selalu komit terhadap kesepakatan bersama, ternyata dilanggar. Rata-rata mereka yang tersakiti akan bertingkah laku agresif. Artinya, menyatakan kekecewaan dengan menyerang dan menyakiti fisik
atau perasaan orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.

Tingkah laku agresif verbal misalnya mengucapkan kata-kata yang
langsung menyakiti atau lewat sindiran-sindiran pedas. Sementara
tingkah laku nonverbal antara lain berbentuk penyerangan fisik,
ngambek, mogok bicara, mogok berfungsi sebagai istri atan suami, dan
sejenisnya.

Selain itu, orang yang frustasi bisa menampilkan tingkah laku
blocking dalam bentuk depresi atau murung, sedih yang
berkepanjangan. Yang jarang terjadi, "Si pasangan bertingkah laku
adaptif rasional, yaitu tanpa emosi negatif yang berlebihan seperti
marah, murung, jengkel, dan
lain-lain. Ia berusaha memahami mengapa pasangannya melakukan
perselingkuhan. Lalu mencari alternatif pemecahannya," terang
Sukiat, sembari mencontohkan reaksi positif Sumarni.
Sedangkan pihak yang berselingkuh, setelah perbuatannya diketahui
pasangan, biasanya langsung bereaksi defensif. Pertama-tama ia akan
dengan keras tidak mengakui perbuatannya. Dengan berbagai dalih
mempertahankan diri, tak mungkin dirinya berselingkuh. Namun,
setelah disajikan bukti-bukti nyata, ia akan menyerang balik dengan
menyalahkan pasangannya sebagai penyebab perselingkuhan. Misalnya,
menyalahkan sikap dan perbuatan pasangannya yang begini dan begitu.

Bila suami yang berselingkuh, menurut Sukiat, ia akan kebingungan
dan stres berkepanjangan. Hal ini karena rasa tanggungjawabnya. "Ia
tak bisa meninggalkan istri dan anak-anaknya, juga sulit melepas WIL-
nya. Kecuali salah satu dari mereka, istrinya atau WIL-nya, ngotot
untuk berpisah." Sebaliknya, bila istri yang berselingkuh, ada yang
sampai tega meninggalkan keluarganya.

"Hal ini dapat dipahami, karena dalam hal bercinta, perempuan
menganut penyerahan total," kata Sukiat. Meski dia juga mengakui,
ada pula pihak istri peselingkuh yang kembali pada suami dan anak-
anaknya.

Omong-omong, bagaimana sebenarnya perselingkuhan bisa terjadi?

Berdasarkan pengalaman praktik Dr. Sukiat, umumnya suami
berselingkuh ketika istri mulai "tidak nyambung" lagi ketika diajak
bicara, baik dalam topik pembicaraan maupun wawasannya. Dengan kata
lain, tidak dialogis lagi. Bisa juga lantaran si istri hilang respek
terhadap suami, sehingga cenderung menyalahkan, menuntut, bahkan
merendahkan suami.

Selingkuh bisa pula terpacu oleh keinginan advonturir seks, atau ada
masalah dalam kehidupan seksualnya dengan istri, yang tidak
diungkapkan. Sebaliknya, tandas Sukiat, istri berselingkuh umumnya
bukan karena seks sebagai faktor utama, melainkan karena kesepian
secara batiniah. Maksudnya, "Suami kurang peduli, kurang perhatian,
kurang mengasihi yang ditunjukkan secara nyata, kurang mengayomi,
dan tidak ada lagi hal-hal yang perlu dikagumi pada diri suami."

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Pertama-tama, masing-masing pihak harus mengelola emosinya. Dalam
keadaan emosi tinggi, bukannya penyelesaian yang akan terjadi,
melainkan pertengkaran yang tambah meruncing. "Bila emosi dalam
keadaan rendah, masing-masing pihak akan sabar dan mau mendengar
secara utuh serta memahami pihak lain. Masing-masing juga mau
mengungkapkan pendapat serta perasaannya tanpa menyakiti hati pihak
lain," jelas Sukiat.

Setelah memahami pihak lain, selanjutnya ditinjau ulang pemahaman
tentang tujuan berkeluarga. Apabila tujuannya sama, misalnya
membesarkan dan mendidik anak untuk menjadi manusia dewasa yang
berguna, barulah didiskusikan berbagai alternatif jalan keluar dari
permasalahan itu. "Satu hal yang perlu diperhatikan, jagalah
kesabaran. Perubahan tidak akan terjadi seperti membalikkan telapak
tangan. Bisa terjadi sebulan, berbulan-bulan, bahkan mungkin
bertahun atau berpuluh tahun."

Berdasarkan pengalaman, setelah jalan keluar ditemukan, pihak yang
diselingkuhi biasanya menuntut terjadi perubahan dengan cepat dan
segera. Padahal, sikap itu akan membuat masalah kembali ke titik
nol. Jadi, "Sikap sabar akan sangat, sangat membantu," tutup Dr.
Sukiat. (Dharnoto/Intisari)

Sumber: Selingkuh Bukan Cuma Seks


Tidak ada komentar: